Mohon tunggu...
syahmardi yacob
syahmardi yacob Mohon Tunggu... Dosen - Guru Besar Manajemen Pemasaran Universitas Jambi

Prof. Dr. Syahmardi Yacob, Guru Besar Manajemen Pemasaran di Universitas Jambi, memiliki passion yang mendalam dalam dunia akademik dan penelitian, khususnya di bidang strategi pemasaran, pemasaran pariwisata, pemasaran ritel, politik pemasaran, serta pemasaran di sektor pendidikan tinggi. Selain itu, beliau juga seorang penulis aktif yang tertarik menyajikan wawasan pemasaran strategis melalui tulisan beberapa media online di grup jawa pos Kepribadian beliau yang penuh semangat dan dedikasi tercermin dalam hobinya yang beragam, seperti menulis, membaca, dan bermain tenis. Menulis menjadi sarana untuk menyampaikan ide-ide segar dan relevan di dunia pemasaran, baik dari perspektif teoritis maupun aplikatif. Gaya beliau yang fokus, informatif, dan tajam dalam menganalisis isu-isu pemasaran menjadikan tulisannya memiliki nilai tambah yang kuat, khususnya dalam memberikan pencerahan dan solusi praktis di ranah pemasaran Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

World Class University: Masihkah Revelan di Era Transformasi Pendidikan?

17 November 2024   19:33 Diperbarui: 17 November 2024   19:43 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Universitas yang mampu memadukan kualitas akademik dengan dampak nyata cenderung mendapatkan reputasi positif, baik di tingkat lokal maupun global. Sebagai contoh, pendekatan Universitas Teknologi Nanyang (NTU) di Singapura mengintegrasikan riset terapan yang relevan dengan kebutuhan nasional sekaligus memanfaatkan jejaring global untuk memperkuat dampaknya. Model ini dapat menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi Indonesia.

Status WCU masih memiliki relevansi di masa kini, tetapi harus diletakkan dalam perspektif yang lebih kontekstual. Perguruan tinggi di Indonesia tidak hanya perlu mengejar pengakuan global melalui peringkat, tetapi juga menunjukkan dampak nyata terhadap pembangunan bangsa. Dengan memprioritaskan pendidikan berkualitas, riset yang relevan, dan inovasi teknologi, perguruan tinggi dapat menciptakan ekosistem pendidikan tinggi yang tidak hanya kompetitif secara global, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lokal.

Strategi ini tidak hanya akan mendukung misi nasional, tetapi juga memastikan bahwa perguruan tinggi Indonesia menjadi aktor utama dalam pembangunan global yang berbasis pada dampak lokal yang nyata.

Kesimpulan

Konsep World Class University (WCU) tetap memiliki daya tarik sebagai simbol pengakuan global dan indikator reputasi akademik. Namun, di tengah tantangan pendidikan tinggi Indonesia, seperti ketimpangan akses, minimnya pendanaan riset, dan kebutuhan untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan tuntutan nasional, urgensi WCU perlu ditempatkan dalam perspektif yang lebih relevan dan kontekstual.

Di era transformasi pendidikan yang dipimpin oleh Menteri Satrio Brojonegoro, kebijakan pendidikan tinggi menunjukkan pergeseran yang strategis. Fokus tidak lagi sekadar mengejar status WCU, tetapi menempatkannya sebagai dampak dari kualitas pendidikan tinggi yang inovatif, relevan, dan berdampak nyata bagi masyarakat. Perguruan tinggi di Indonesia diarahkan untuk berkontribusi pada pembangunan nasional melalui riset terapan, penguatan kolaborasi dengan industri, serta pengembangan teknologi berbasis lokal.

Relevansi WCU di masa kini tidak harus diukur melalui posisi dalam peringkat global semata, melainkan melalui kontribusi perguruan tinggi terhadap pembangunan berkelanjutan. Strategi seperti Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan riset berbasis Sustainable Development Goals (SDGs) menunjukkan bahwa perguruan tinggi Indonesia dapat tetap kompetitif di tingkat global sambil memenuhi kebutuhan domestik.

Dengan memprioritaskan pendidikan berkualitas, inovasi teknologi, dan dampak sosial, perguruan tinggi di Indonesia dapat menjadi pilar utama pembangunan nasional sekaligus memperoleh pengakuan internasional secara organik. WCU tetap relevan, tetapi sebagai alat, bukan tujuan akhir. Perguruan tinggi Indonesia harus menjadi motor transformasi sosial, ekonomi, dan teknologi yang adaptif terhadap tantangan lokal sekaligus kompetitif di panggung global.

Di era transformasi pendidikan, pengakuan global harus menjadi konsekuensi dari keberhasilan perguruan tinggi dalam membangun bangsa, bukan sekadar ambisi untuk mengejar peringkat. Dengan pendekatan ini, pendidikan tinggi Indonesia tidak hanya akan relevan, tetapi juga menjadi kekuatan strategis bagi masa depan yang berkelanjutan.

Sumber Rujukan

DAAD. (2023). German universities and sustainable development goals. Bonn: German Academic Exchange Service.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun