Mohon tunggu...
syahmardi yacob
syahmardi yacob Mohon Tunggu... Dosen - Guru Besar Manajemen Pemasaran Universitas Jambi

Prof. Dr. Syahmardi Yacob, Guru Besar Manajemen Pemasaran di Universitas Jambi, memiliki passion yang mendalam dalam dunia akademik dan penelitian, khususnya di bidang strategi pemasaran, pemasaran pariwisata, pemasaran ritel, politik pemasaran, serta pemasaran di sektor pendidikan tinggi. Selain itu, beliau juga seorang penulis aktif yang tertarik menyajikan wawasan pemasaran strategis melalui tulisan beberapa media online di grup jawa pos Kepribadian beliau yang penuh semangat dan dedikasi tercermin dalam hobinya yang beragam, seperti menulis, membaca, dan bermain tenis. Menulis menjadi sarana untuk menyampaikan ide-ide segar dan relevan di dunia pemasaran, baik dari perspektif teoritis maupun aplikatif. Gaya beliau yang fokus, informatif, dan tajam dalam menganalisis isu-isu pemasaran menjadikan tulisannya memiliki nilai tambah yang kuat, khususnya dalam memberikan pencerahan dan solusi praktis di ranah pemasaran Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Benarkah Era Pemasaran Media Sosial Telah Berakhir?

13 November 2024   15:01 Diperbarui: 14 November 2024   16:45 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, dengan jangkauan organik yang terus menurun, bisnis sekarang harus berinvestasi lebih besar untuk sekadar mempertahankan visibilitas konten.

Menurut Sprout Social, perubahan algoritma ini juga mengubah cara audiens berinteraksi dengan konten; konten dari akun pribadi atau yang memiliki interaksi tinggi lebih diprioritaskan ketimbang konten dari akun bisnis (Sprout Social, 2022). Ini menyebabkan banyak bisnis kecil berjuang untuk mempertahankan relevansi mereka dalam ekosistem digital yang semakin padat.

Selain tantangan dalam jangkauan organik, biaya iklan di media sosial juga mengalami lonjakan signifikan.

Berdasarkan data dari Statista, pengeluaran untuk iklan media sosial global diperkirakan akan mencapai lebih dari $229 miliar pada tahun 2024, meningkat tajam dari $104 miliar pada tahun 2020 (Statista, 2023).

Kenaikan biaya ini sebagian besar didorong oleh tingginya permintaan iklan di platform populer seperti Facebook, Instagram, dan TikTok, yang masing-masing memiliki basis pengguna besar yang menjadi sasaran para pengiklan.

Data dari eMarketer menunjukkan bahwa biaya rata-rata per klik (CPC) pada iklan Facebook mengalami kenaikan hingga 25% dari tahun sebelumnya, menunjukkan betapa kompetitifnya ruang iklan di media sosial (eMarketer, 2022).

Kondisi ini menyebabkan biaya yang harus dikeluarkan untuk menjangkau audiens target menjadi jauh lebih tinggi, terutama bagi bisnis kecil yang memiliki keterbatasan anggaran.

Lonjakan biaya iklan ini memaksa bisnis kecil dan menengah untuk mencari alternatif pemasaran yang lebih efektif dan hemat biaya.

Beberapa bisnis mulai beralih ke saluran pemasaran lainnya, seperti pemasaran melalui email, pemasaran berbasis komunitas, atau bahkan memanfaatkan kolaborasi dengan micro-influencer yang dianggap lebih efektif dalam membangun hubungan dengan audiens secara lebih personal.

Menurut Influencer Marketing Hub, kolaborasi dengan micro-influencer dapat memberikan ROI yang lebih tinggi bagi bisnis kecil, karena mereka memiliki keterikatan kuat dengan pengikutnya dan cenderung lebih autentik dalam merekomendasikan produk atau layanan (Influencer Marketing Hub, 2023).

Dengan kata lain, perubahan algoritma dan peningkatan biaya iklan di media sosial telah menciptakan tantangan signifikan bagi keberlanjutan strategi pemasaran di platform ini, terutama bagi merek kecil yang kesulitan bersaing dengan anggaran iklan besar dari perusahaan besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun