Selain itu, dalam skala regional, digitalisasi telah memperkuat daya saing industri lokal dengan memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan keterlibatan konsumen. Industri kecil dan menengah (UKM) yang menggunakan platform digital untuk memperluas jaringan pasar dan meningkatkan efisiensi operasional, misalnya, akan kehilangan keunggulannya jika digitalisasi dihentikan.Â
Ini akan berdampak langsung pada kemampuan UKM untuk bersaing di pasar global dan domestik, serta mengurangi akses ke pasar ekspor yang selama ini dimungkinkan melalui digitalisasi.Â
Menurut survei dari Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), UKM yang mengadopsi teknologi digital tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak, menunjukkan pentingnya digitalisasi bagi keberlangsungan dan pertumbuhan usaha kecil dan menengah di Indonesia.
Di sisi lain, inovasi digital juga mendorong efisiensi lintas sektor. Di bidang pertanian, misalnya, teknologi digital membantu petani mengakses informasi cuaca, harga pasar, dan prakiraan hasil panen yang lebih akurat melalui aplikasi berbasis Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan.Â
Di bidang kesehatan, teknologi digital telah membuka jalan untuk telemedicine, yang memungkinkan masyarakat di daerah terpencil mengakses layanan medis tanpa harus bepergian jauh. Tanpa digitalisasi, inovasi-inovasi ini akan sulit berkembang dan menimbulkan kesenjangan yang lebih besar dalam akses layanan dasar di seluruh masyarakat.
Dari perspektif tenaga kerja, kemampuan pekerja untuk mengembangkan keterampilan digital dan beradaptasi dengan tuntutan pasar yang dinamis juga sangat dipengaruhi oleh ekosistem digital.Â
Dengan semakin banyaknya pekerjaan di bidang teknologi yang membutuhkan keahlian khusus, banyak pekerja yang didorong untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan terkait keterampilan digital agar dapat beradaptasi dengan tuntutan pekerjaan masa depan.Â
Studi dari McKinsey menyebutkan bahwa hingga 40% pekerjaan di negara-negara berkembang mungkin memerlukan peningkatan keterampilan digital dalam beberapa tahun mendatang. Jika digitalisasi berhenti, pekerja akan kehilangan peluang ini, sehingga mengurangi kemampuan mereka untuk bersaing dalam pasar kerja global.
Kesimpulannya, mengakhiri era digitalisasi tidak hanya akan menghentikan laju inovasi dan produktivitas, tetapi juga berpotensi menyebabkan stagnasi ekonomi dan penurunan daya saing global, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia yang sangat bergantung pada teknologi digital sebagai pendorong pertumbuhan.
 Menghentikan digitalisasi bisa berarti melepas peluang besar dalam pertumbuhan lapangan kerja baru, peningkatan kualitas hidup, serta efisiensi operasional di berbagai sektor.
Pergeseran ke Era Ekologi dan Manusiawi: Tantangan dan Peluang