Produk kedua Danamon Syariah ini cukup menarik, karena dapat membantu setiap jamaah mewujudkan impiannya untuk berhaji ke Tanah Suci dengan tanpa dibebani setoran awal yang relatif besar.
Proses persiapan naik haji antara Laki-laki dan Perempuan
Dari seluruh ibadah ritual yang diwajibkan kepada setiap muslim, hanya haji yang memberlakukan syarat istitho'ah, mengingat haji lebih mengutamakan kesiapan fisik. Bisa jadi, tak semua muslim "mampu" memenuhi persyaratannya.
Karenanya, selain persiapan finansial, setiap calon jamaah harus sedini mungkin memperhatikan kesehatan fisiknya, bahkan sedari masa persiapan (manasik, menyiapkan dokumen, dll).Â
Terlebih pemerintah telah memberlakukan persyaratan istitho'ah kesehatan secara lebih ketat sejak tahun 2016 lalu. Hal tersebut ditetapkan demi mengurangi risiko kecelakaan atau kematian.
Maka dari itu, setiap calon jamaah haji harus melalui serangkaian tes kesehatan secara menyeluruh untuk memastikan kondisi fisik yang layak untuk mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji.Â
Kebijakan ini ditetapkan sebagai salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi risiko kematian jamaah di setiap musim haji yang angkanya cenderung meningkat.
Selain itu, strategi lain guna mengurangi risiko kecelakaan dan kematian ialah dengan menjamin setiap anggota keluarga yang berusia lanjut ditemani oleh anggota keluarga lainnya.Â
Misalkan, apabila ibu dan anak tercatat memiliki tanggal keberangkatan berbeda, maka keduanya dapat berangkat di tahun yang sama cukup menunjukkan dokumen resmi yang menyatakan keduanya memiliki ikatan keluarga.
Jamaah haji laki-laki dimungkinkan untuk berhaji tanpa pendamping --kecuali sudah lansia atau memiliki kondisi fisik khusus. Sedangkan jamaah haji perempuan disarankan untuk berangkat disertai oleh mahram (pendamping).Â
Mahram dalam konteks keagamaan berarti "pelindung" yang bertanggung jawab terhadap seluruh keselamatan perempuan dalam suatu perjalanan.