Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinopsis Cerita Pendek "A Visit to The Asylum for Aged and Decayed Punsters"

9 Juni 2024   07:30 Diperbarui: 9 Juni 2024   07:37 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerita pendek "A Visit to The Asylum for Aged and Decayed Punsters". (Created by Bing Image Creator) 

Karya Oliver Wendell Holmes  (1809-1894)

Pengantar dan Kedatangan di Asylum

"Asylum for Aged and Decayed Punsters" adalah lembaga yang didedikasikan untuk para punster tua yang sudah tidak lagi aktif di masyarakat. Difondasikan oleh Noah Dow, Esquire, yang mengamanatkan sebagian besar hartanya untuk mendukung tempat perlindungan yang unik ini, lembaga ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi para punster untuk terus mengasah kecerdasan verbal mereka meski telah lanjut usia.

Cerita dimulai dengan pengenalan singkat tentang lembaga dan sejarahnya yang menarik, dimana para pendirinya terinspirasi oleh kesuksesan Asylum lain yang membantu banyak individu mencapai pengakuan di berbagai bidang. Kedatangan narator dan temannya, yang merupakan salah satu Direktur, di Asylum ini diawali dengan pertemuan yang menyenangkan dengan Old Joe, penjaga gerbang, yang langsung menampilkan kecakapan dalam bermain kata.

Pengantar ini mengarahkan kita ke dalam kehidupan sehari-hari di Asylum, di mana para penghuni diizinkan untuk membuat "pun" (permainan kata) dari pagi hingga malam, kecuali saat kegiatan keagamaan dan makan. Pengecualian ini menunjukkan bagaimana kegiatan verbal yang cerdas menjadi inti dari kehidupan mereka sehari-hari, sekaligus menunjukkan batasan yang diberikan untuk menjaga ketertiban dan kesejahteraan bersama.

Berbagai kegiatan dan interaksi dengan penghuni lainnya juga dijelaskan, menunjukkan betapa lembaga ini tidak hanya sebagai tempat perlindungan tetapi juga sebagai masyarakat di mana humor dan kecerdasan verbal dihargai dan dirayakan. Pada bagian ini, kita melihat bagaimana lembaga tersebut beroperasi, aturan yang mengatur kehidupan sehari-hari, dan bagaimana penghuni tetap terlibat dengan kecerdasan dan kreativitas mereka meskipun dalam keterbatasan fisik dan usia.

Bagian ini mengatur panggung untuk lebih dalam mengenal penghuni dan kegiatan mereka, mengintroduksi kita kepada struktur dan dinamika unik dari Asylum ini, yang sepenuhnya didedikasikan untuk memelihara dan merayakan seni lama bermain kata.

Interaksi dengan Penghuni dan Humor yang Tak Kunjung Pudar

Di dalam Asylum, narator dan direktur bertemu dengan berbagai penghuni yang menunjukkan keragaman dan kedalaman karakter yang terdapat di lembaga ini. Salah satu interaksi yang menarik adalah dengan Mr. Mowzer, seorang pria paruh baya yang duduk tenang di perpustakaan dengan kamus Webster dan kertas di depannya. Mr. Mowzer, dengan serius namun bersahaja, mempersembahkan beberapa "pun" yang ia ciptakan, menggambarkan kelihaian intelektualnya yang masih tajam meski usia sudah lanjut.

Pada saat yang sama, seorang penghuni lain yang menampilkan sifat setengah idiotik dengan blok huruf di depannya, menyusun anagram yang mengesankan dari kata-kata yang ada, menunjukkan bahwa setiap penghuni memiliki cara unik dalam mengekspresikan kreativitas verbal mereka. Interaksi ini tidak hanya menyoroti kecerdasan para penghuni tetapi juga perhatian lembaga terhadap kebutuhan individu untuk ekspresi kreatif, bahkan dalam bentuk yang paling nyeleneh sekalipun.

Narator dan direktur juga mengamati kehidupan sehari-hari di Asylum, di mana humor dan permainan kata diintegrasikan ke dalam hampir semua aspek. Dari peraturan makan yang melarang membuat "pun" sebelum makan dimulai, hingga konundrum yang dilarang karena terlalu usang atau mudah, setiap detail dari Asylum dirancang untuk mendukung dan mengatur penggunaan bahasa yang cerdas dan menghibur.

Selain interaksi langsung dengan penghuni, narator juga mencatat tentang poster yang menampilkan aturan dan regulasi Asylum, mencerminkan bagaimana struktur dan ketertiban tetap menjadi prioritas untuk memastikan lingkungan yang harmonis dan produktif bagi para penghuni. Poster-poster ini tidak hanya sebagai petunjuk tetapi juga sebagai pengingat humor yang menjadi esensi dari kehidupan di Asylum.

Bagian ini menggali lebih dalam kehidupan di Asylum, mengungkapkan bagaimana lembaga ini berfungsi sebagai komunitas yang mendukung di mana penghuni tidak hanya mendapatkan perawatan tetapi juga dihargai atas keunikan mereka dalam berpikir dan berekspresi. 

Ini juga menunjukkan bagaimana Asylum ini lebih dari sekadar tempat tinggal bagi para punster; ini adalah tempat di mana mereka dapat terus berkembang secara intelektual dan sosial, menjaga kecerdasan dan humor mereka tetap hidup meski usia terus bertambah.

Refleksi dan Pengaruh Asylum terhadap Penghuninya

Pada bagian terakhir kunjungan mereka, narator dan direktur menyaksikan pertemuan yang sangat menyentuh antara penghuni-penghuni lanjut usia dengan seorang patriark, yang memberikan teka-teki dan pertanyaan yang cerdas sebagai bentuk latihan mental. 

Dalam sesi ini, penghuni ditantang untuk menemukan jawaban yang cerdik dan menghibur, menunjukkan bagaimana Asylum tidak hanya memelihara tetapi juga merangsang kecerdasan mereka. Saat pertanyaan tentang berbagai topik dilemparkan, penghuni menunjukkan kecerdasan dan kepekaan yang luar biasa, mencerminkan betapa Asylum telah berhasil mempertahankan dan mengasah keahlian berpikir mereka.

Interaksi ini juga menunjukkan bagaimana Asylum berperan sebagai komunitas terapeutik yang memungkinkan para penghuni untuk merasa dihargai dan bermanfaat, terlepas dari keterbatasan usia dan fisik. Kehangatan dan keakraban yang terjalin antara penghuni dan staf, serta antar penghuni sendiri, menunjukkan lingkungan yang kaya akan dukungan dan pengertian.

Sebagai penutup kunjungan, narator dan direktur diundang untuk melihat 'sel' khusus bagi punster yang sangat keras dan tidak terkendali, sebuah ruang tanpa stimulus verbal yang bisa digunakan untuk permainan kata. Pengenalan ke 'sel' ini, meski dengan nada humor, menggambarkan cara Asylum mengelola kebutuhan individu penghuninya dengan sensitivitas dan perhatian, bahkan dalam menghadapi tantangan perilaku.

Kunjungan berakhir dengan refleksi narator tentang pengalaman unik yang dia alami, mengakui betapa berharganya Asylum bagi masyarakat luas. Dia merenungkan bagaimana humor dan kecerdasan verbal, yang sering diabaikan dalam diskusi tentang perawatan lanjut usia, bisa menjadi sumber kegembiraan dan kepuasan yang mendalam bagi mereka yang telah mencapai usia senja.

Bagian ini menyimpulkan narasi dengan menggarisbawahi nilai sosial dan budaya dari Asylum, yang tidak hanya menjaga kehidupan mental dan emosional para punster lanjut usia tetapi juga merayakan dan menghormati mereka sebagai individu yang masih memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada dunia, meski dalam tahap kehidupan yang sangat berbeda. 

Cerita ini menutup dengan pesan bahwa menghargai dan melibatkan orang tua dalam kegiatan yang memicu pikiran dan semangat adalah esensial untuk kehidupan yang memuaskan dan berarti, memperkaya tidak hanya bagi mereka yang tinggal di Asylum tetapi juga bagi siapa saja yang berinteraksi dengan mereka.

*****

Cerita pendek ini dipenuhi dengan humor yang bersumber dari permainan kata atau "pun". Sisi humor ini terutama ditampilkan melalui interaksi antar penghuni Asylum yang menggunakan pun untuk berkomunikasi dan menghibur satu sama lain. Cerita ini dengan cerdik mengeksplorasi bagaimana humor bisa menjadi bentuk seni yang menghibur sekaligus terapeutik, terutama bagi para penghuni yang sudah lanjut usia. Berikut beberapa contoh percakapan yang menonjolkan humor tersebut:

1. Interaksi dengan Old Joe di gerbang

Ketika narator dan direktur hendak masuk, Old Joe berkomentar, "So you prefer Cane to A bell, do you?" Ini adalah contoh klasik pun, di mana Joe bermain kata antara 'cane' (tongkat) yang digunakan untuk mengetuk gerbang dan 'a bell' (sebuah bel). Komentar ini menggambarkan kecenderungan penghuni untuk selalu mencari kesempatan membuat lelucon verbal.

2. Percakapan dengan Mr. Mowzer

Mr. Mowzer, dengan serius menawarkan pun-pun yang telah ia buat, seperti:

"Don't you see Webster errs in the words center and theater?"
"If he spells leather lether, and feather fether, isn't there danger that he'll give us a bad spell of weather?"

Ini menunjukkan bagaimana pun bisa digunakan untuk mengomentari isu linguistik dengan cara yang humoris dan ringan.

3. Pertanyaan dari Patriarch

Patriarch bertanya, "Why was M. Berger authorized to go to the dances given to the Prince?" dan kemudian menjawab sendiri, "Because every one of his carroms was a tick-it to the ball."

Di sini, Patriarch membuat permainan kata dengan 'carroms' (jenis permainan papan) dan 'ticket' (tiket), menggabungkan humor dengan referensi ke kegiatan sosial.

4. Komentar dari penghuni tentang tanaman rye

Seorang penghuni mengatakan kepada direktur, "Why, they complain that there's a lot o' rye on the premises," menunjuk ke lapangan rye, yang juga merupakan permainan kata antara 'rye' (jenis biji-bijian) dan 'wry' (sinis).

Keseluruhan cerita menggunakan humor ini untuk tidak hanya menyampaikan kehangatan dan keceriaan yang ada di Asylum tetapi juga mengkritik secara halus bagaimana masyarakat mungkin melihat orang tua dan humor secara umum. Permainan kata ini tidak hanya sebagai hiburan tetapi juga sebagai sarana ekspresi kreatif yang mempertajam pikiran dan mempertahankan kecerdasan verbal para penghuni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun