Ketika narator dan direktur hendak masuk, Old Joe berkomentar, "So you prefer Cane to A bell, do you?" Ini adalah contoh klasik pun, di mana Joe bermain kata antara 'cane' (tongkat) yang digunakan untuk mengetuk gerbang dan 'a bell' (sebuah bel). Komentar ini menggambarkan kecenderungan penghuni untuk selalu mencari kesempatan membuat lelucon verbal.
2. Percakapan dengan Mr. Mowzer
Mr. Mowzer, dengan serius menawarkan pun-pun yang telah ia buat, seperti:
"Don't you see Webster errs in the words center and theater?"
"If he spells leather lether, and feather fether, isn't there danger that he'll give us a bad spell of weather?"
Ini menunjukkan bagaimana pun bisa digunakan untuk mengomentari isu linguistik dengan cara yang humoris dan ringan.
3. Pertanyaan dari Patriarch
Patriarch bertanya, "Why was M. Berger authorized to go to the dances given to the Prince?" dan kemudian menjawab sendiri, "Because every one of his carroms was a tick-it to the ball."
Di sini, Patriarch membuat permainan kata dengan 'carroms'Â (jenis permainan papan) dan 'ticket' (tiket), menggabungkan humor dengan referensi ke kegiatan sosial.
4. Komentar dari penghuni tentang tanaman rye
Seorang penghuni mengatakan kepada direktur, "Why, they complain that there's a lot o' rye on the premises," menunjuk ke lapangan rye, yang juga merupakan permainan kata antara 'rye' (jenis biji-bijian) dan 'wry' (sinis).
Keseluruhan cerita menggunakan humor ini untuk tidak hanya menyampaikan kehangatan dan keceriaan yang ada di Asylum tetapi juga mengkritik secara halus bagaimana masyarakat mungkin melihat orang tua dan humor secara umum. Permainan kata ini tidak hanya sebagai hiburan tetapi juga sebagai sarana ekspresi kreatif yang mempertajam pikiran dan mempertahankan kecerdasan verbal para penghuni.