Di rumah, Saleh diterima dengan pelukan hangat dari ibunya yang menangis terharu mendengar cerita hari pertamanya. "Kamu membuat ayah bangga, Nak," katanya sambil mengelus kepala Saleh.
Dengan senyum di wajahnya, Saleh tahu ini hanya permulaan. Hari ini, dia adalah seorang murid sekali lagi, dan tidak ada yang bisa menghentikannya untuk bermimpi dan berusaha mewujudkan mimpi-mimpinya itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H