Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Saleh Kembali Bersekolah

1 Mei 2024   07:44 Diperbarui: 1 Mei 2024   07:46 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suasana kampus IKIP Negeri Surabaya tahun 1996. (Foto: Dokumen pribadi)

Dengan senyum yang lebar, Saleh melanjutkan rutenya, kali ini dengan hati yang lebih ringan dan penuh harapan. Hari itu, ia tidak hanya menyebarkan koran, tetapi juga membawa pulang sebuah peluang baru yang mungkin akan mengubah hidupnya.

***

Minggu berikutnya, dengan kartu nama Prof. Hasan Widjaja di kantongnya, Saleh berangkat menuju IKIP Negeri Surabaya di Jalan Ketintang. Ia sedikit gugup, tapi rasa ingin tahunya tentang dunia pendidikan yang sempat ia tinggalkan membuatnya bersemangat. Dengan sepedanya, ia menempuh jalan yang cukup jauh dari rumahnya di pinggiran Surabaya.

Sesampainya di kampus, Saleh terpesona melihat banyaknya mahasiswa yang sibuk berlalu-lalang dengan buku di tangan dan tas pinggang di bahu. Gedung-gedung besar dan pepohonan rindang membuatnya merasa seperti memasuki dunia lain, sangat berbeda dari kesibukan pasar tempat ia biasa menjajakan koran.

Setelah bertanya kepada beberapa orang, Saleh menemukan kantor Prof. Hasan. Ia mengetuk pintu dan disambut dengan hangat.

"Ayo masuk, Saleh! Aku sudah menunggu kedatanganmu," sapa Prof. Hasan dengan ramah.

Dalam kantor yang penuh buku dan paparan ilmiah, Saleh duduk sambil canggung. Prof. Hasan langsung to the point, "Saleh, aku sudah berbicara dengan beberapa kolega dan kami memiliki ide. Kami ingin menawarkanmu kesempatan untuk belajar di sini, di program khusus untuk anak-anak yang memiliki situasi serupa denganmu. Tidak perlu khawatir tentang biaya, kami akan urus semuanya."

Mata Saleh berbinar, tidak percaya dengan apa yang ia dengar. "Benarkah, Pak? Saya... saya boleh sekolah lagi?"

"Ya, tentu saja, Saleh. Kita perlu banyak anak muda cerdas seperti kamu untuk masa depan negeri ini," jawab Prof. Hasan, sambil tersenyum lembut.

Saleh hampir tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. "Terima kasih, Pak Hasan! Saya tidak tahu harus berkata apa. Saya akan belajar keras. Saya janji!" kata Saleh tersimpuh malu.

"Tidak perlu berterima kasih, Saleh. Ini adalah hakmu untuk mendapatkan pendidikan. Kamu hanya perlu datang dan mendaftar besok, dan kita akan mulai perjalanan baru ini," kata Prof. Hasan, memberikan segala informasi yang diperlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun