Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Pengaruh Bias Kognitif pada Pemilu Legislatif

25 Januari 2024   12:58 Diperbarui: 1 Februari 2024   01:16 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengaruh bias kognitif dalam pemilu legislatif. (Freepik/rawpixel.com)

Dalam dinamika pemilu legislatif, kita sering menganggap proses ini sebagai pertarungan yang transparan dan objektif antara berbagai ideologi dan kebijakan. 

Namun, aspek yang kurang mendapat perhatian adalah bagaimana bias kognitif memengaruhi keputusan pemilih. 

Teori bias kognitif yang dicetuskan oleh Daniel Kahneman dan Amos Tversky pada tahun 1974 memberikan pemahaman yang sangat berharga terhadap proses pengambilan keputusan yang menyimpang dari rasionalitas absolut.

Teori bias kognitif yang dikembangkan oleh Daniel Kahneman dan Amos Tversky ini dapat memberikan wawasan berharga dalam konteks pemilu, khususnya ketika pemilih memilih calon legislatif. 

Beberapa prinsip bias kognitif yang dapat memengaruhi pemilu 2024 antara lain:

1. Heuristik Ketersediaan

Pemilih sering kali mengandalkan berita atau informasi yang paling mudah diingat yang baru-baru ini mereka dengar saat mengambil keputusan. 

Dalam konteks pemilu, hal ini berarti bahwa kandidat yang lebih sering muncul di media atau yang baru-baru ini mengalami skandal (baik positif maupun negatif) cenderung lebih diingat oleh pemilih.

2. Efek Framing

Cara informasi disajikan memengaruhi keputusan. Misalnya, jika suatu kebijakan yang dibuat oleh seorang calon legislatif disampaikan dengan penekanan pada manfaatnya.

Pemilih mungkin akan lebih mendukung kebijakan tersebut dibandingkan jika kebijakan yang sama disampaikan dengan penekanan pada dampak buruknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun