Mohon tunggu...
Syahril Pratama
Syahril Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Musik, Kalem, arabic song

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masuknya Islam di Sumatera

8 November 2024   07:20 Diperbarui: 8 November 2024   08:29 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nuruddin Al-Ranini adalah Ulama yang produktif menulis. Al-Raniri berasal dari India, keturunan Arab Quraisy Hadramaut. Ia tiba di Aceh tahun 1637 M. Al-Raniri dikenal sebagai orang yang sangat giat membela ajaran Ahlussunah Waljamaah. Ahmad Daudi menuliskan bahwa karya Al-Raniri yang terdata secara jelas berjumlah 29 buah, yang meliputi berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu sejarah, tasawuf, fikih, hadis, akidah, dan sekte-sekte agama. Di antara karyanya adalah Al Sirath Al Mustaqim berisi uraian tentang hukum, Bustan al Salatin berisi sejarah dan tuntunan bagi para penguasa dan raja, Asrar al Insan fi Ma’rifati al-Ruh wa al-Rahman yang merupakan karya dalam ilmu kalam, Tibyan fi Ma’rifat al-Adyan berisi perdebatannya dengan kaum wujudiyah, dan al-Lama’ah fi Takfir man Qala bi Khalq al-Qur’an yang juga merupakan bantahan terhadap Hamzah Fansuri bahwa al-Qur’an itu makhluk. Ulama penulis lainnya yang juga berasal dari Kerajaan Aeh adalah Abdurrauf Singkil yang mendalami ilmu agama di Mekah dan Madinah. Dia menghidupkan kembali ajaran tasawuf yang sebelumnya dikembangkan oleh Hamzah Fansuri melalui tarekat Syattariyah yang diajarkannya, walaupun dengan metaphor yang berbeda.

Paham sufisme di Jawa diserap dari kesusasteraan Melayu (Aceh) karya Hamzah Fansuri, Syamsuddin Al-Sumatrani, Abdurrauf Singkil dan juga Nuruddin al-Raniri. Melalui karya-karya ulama Aceh itu, pahan wujudiyah tersebar ke Jawa melalui penyebaran tarekat Syattariyah, murid-murid Abdurrauf Singkel. Diantaranya adalah Abdul Muhyi, pengarang kitab Martabar Kang Pittu (Martabat yang Tujuh), seorang wali yang dikeramatkan di daerah Priangan dan dari daerah ini tarekat Syattariah menyebar ke Cirebon yang menjadi pusat kesultanan. Dari pengaruh Cirebon ini kemudian pujangga-pujangga Surakarta mengubah karya-karya serat suluk yang kaya akan ajaran etika dan tasawuf, seperti Ronggowarsito dengan karyanya Wirid Hidayat Jati.

Peran Aceh Sebagai Pintu Gerbang ke Tanah Suci

Selain peranan-peranan di atas dalam menyebarkan Islam ke Nusantara, Kerajaan Aceh berperan pula sebagai pintu gerbang ke tanah suci bagi para penziarah dan pelajar yang menuju ke Mekah, Madinah dan pusat-pusat pengetahuan di Mesir serta bagian-bagian lain dari kesultanan Turki, Sehingga tak heran bila Aceh dijuluki sebagai ‘Serambi Mekah’. Kerajaan Aceh memiliki hubungan diplomatic dan kerja sama yang baik dengan kota-kota pelabuhan Muslim yang lain di Nusantara. Kerajaan Aceh juga menjadi tempat pertemuan ulama dan intelektual Muslim dari berbagai wilayah Melayu dan Timur Tengah.

Peran Ulama dan Penyebar Islam

ï‚·Ulama seperti Syekh Abdurrauf al-Singkili (seorang ulama dari Singkil, Aceh) memiliki peran besar dalam pengajaran Islam di Sumatera. Syekh Abdurrauf adalah salah satu ulama besar yang berjasa dalam mengembangkan Islam di Aceh dan wilayah Sumatera lainnya. Dengan pendidikan agama yang sistematis melalui pesantren, para ulama berhasil mentransformasi masyarakat setempat dan menjadikan Islam sebagai agama dominan.

ï‚·Syekh Burhanuddin Ulakan (Sumatera Barat): Beliau adalah salah satu tokoh yang menyebarkan Islam di Minangkabau. Syekh Burhanuddin banyak mengajarkan tasawuf di wilayah Sumatera Barat dan dikenal dengan ajarannya yang lembut dan damai, sehingga Islam diterima dengan baik oleh masyarakat Minangkabau.

ï‚·Sultan Malik as-Saleh (Samudera Pasai, Aceh): Sultan Malik as-Saleh adalah pendiri Kesultanan Samudera Pasai, kerajaan Islam pertama di Nusantara. Beliau memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di wilayah Aceh dan sekitarnya. Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat pendidikan dan perdagangan Islam yang maju dan dihormati.

ï‚·Hamzah Fansuri: Ulama dan sastrawan asal Aceh ini menyebarkan Islam melalui karya-karyanya dalam bentuk syair-syair tasawuf. Hamzah Fansuri memperkenalkan konsep-konsep Islam yang dalam, seperti ilmu tasawuf, dan memperkaya literatur Islam di Nusantara.

Kesimpulan

Proses masuknya Islam ke Sumatera adalah peristiwa bersejarah yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama perdagangan, peran kerajaan lokal, serta kontribusi ulama dalam menyebarkan ajaran Islam. Islamisasi yang dimulai pada abad ke-13 dan ke-14, berkembang pesat di pelabuhan-pelabuhan utama seperti Aceh, Barus, dan Malaka, kemudian merambah ke seluruh wilayah Sumatera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun