Setelah sekian musim awan hitam
Merampasnya di malam buta
Biji-biji keringat menggumpal memeluk bisu
Setiap ubun-ubun yang menangis
Menyusun batu-batu nostalgia masa silam
Membentuk piramida suci tempat manusia
Membasuh kusam wajahnya dengan embun zam-zam
Ilahi
Kabulkan rintih suara dari bibir yang bergetar ini
Sebab gemuruh Murkamu selalu luluh
Di hadapan Kasihmu  yang melintas
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!