Mohon tunggu...
Syafira Nabila Hikmah
Syafira Nabila Hikmah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Airlangga

Mahasiswa Angkatan 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi yang Buruk, Berakibat Fatal!

7 Oktober 2024   16:32 Diperbarui: 7 Oktober 2024   16:49 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Syafira Nabila Hikmah (Ilustrasi gambar)

Ketidakefektifan komunikasi sering terjadi dalam dunia keperawatan, seperti banyaknya komplain masyarakat terkait perawat yang cuek bahkan ketus saat berkomunikasi baik dengan pasien maupun keluarga pasien. Antara perawat dan tim kesehatan pun tidak luput dari kegagalan komunikasi efektif.

Sebagai contoh, sebuah studi CRICO mengungkapkan kasus dimana kegagalan komunikasi antara seorang perawat dan dokter bedah berujung fatal. Perawat tidak menyampaikan bahwa pasien pasca operasi mengalami nyeri perut dan penurunan jumlah sel darah merah, yang merupakan tanda jelas pendarahan internal. Akibat kelalaian ini, pasien akhirnya meninggal karena pendarahan yang tidak tertangani.

Selain membahayakan keselamatan pasien, komunikasi yang buruk membawa dampak serius lainnya. Pasien sering menghadapi penundaan panjang di berbagai tahapan perawatan mereka di rumah sakit, yang sebagian besar disebabkan oleh kurangnya koordinasi antara staf medis. Kondisi ini memperlambat penanganan, memperpanjang masa rawat inap, dan berkontribusi pada skor kepuasan pasien yang rendah, serta merugikan citra operasional rumah sakit secara keseluruhan.

Untuk mencegah adanya ketidakefektifan dalam komunikasi, sikap perawat yang ditunjukkan dengan pasien sangat mempengaruhi keberhasilan hubungan teraupetik yaitu :

1. Gerakan Tubuh

Pasien dan keluarga melihat dari segala sesuatu yang perawat lakukan dari sikap tubuh, ekspresi wajah seperti bersenyum, kontak mata, saat berbicara sedikit membungkuk, tidak melipat tangan atau memasukkan ke kantong.

2. Jarak

Saat berinteraksi dengan pasien jangan terlalu dekat.

3. Sentuhan

Dilakukan secara tenang untuk menganalisis kondisi pasien dan respons. Perlu diperhatikan pada pasien tertentu, seperti tidak mau disentuh sama lawan jenis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun