Saya melirik jam yang melingkar di tangan adik saya. Hah! Jam dua siang. Kami harus pulang. Kami telah meninggalkan rumah sejak pukul setengah enam pagi tadi. Dengan pasokan air mineral dan kudapan pagi tadi, perut ini sudah tak bisa lagi diajak kompromi. Obrolan ini harus segera diakhiri. Meski saya tau, it’s not the end story.
Hujan mereda. Awan berwarna kelabu. Isi kepala saya terasa berputar. Juga cacing-cacing di perut saya.
Ah, apalah artinya cinta…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!