Perempuan itu tersentak, Ternyata ada yang nasibnya lebih kurang beruntung daripada dirinya.
"Lalu, ibu tinggal dimana?" tanya perempuan itu kemudian.
"Dimana-mana, mbak. Kadang di emperan toko, kadang di bangku taman." Jawab ibu itu dengan senyum kecut.
Perempuan itu diam sejenak, sedangkan anak perempuan itu semakin bertambah kencang rengekannya membuat ibu itu berusaha keras untuk menenangkannya. Sesaat kemudian, ibu itu berjalan menuju tempat ia meletakkan dagangannya, diambilnya sebuah kantong plastik dan dimasukkannya beberapa jajanan pasar ke dalam kantong plastik itu, kemudian ia kembali menuju ibu itu dan menyerahkan kantong plastik itu.
"Terima kasih banyak, Mbak," kata ibu itu sembari menerima kantong plastik dari perempuan itu.
Perempuan itu tersenyum, kemudian terdiam sejenak.
"Bu, kalau besok-besok ibu butuh makanan lagi, ibu duduk di bangku ini saja, inshaAllah saya setiap hari lewat sini."
Ibu itu terkejut dan sangat berterima kasih kepada Tuhan, ternyata masih ada orang baik yang mau mambentunya pada masa pandemi seperti ini.
"Kalau begitu saya pergi dulu ya, Bu."
Perempuan itu kemudian beranjak pergi meninggalkan ibu dan anak itu. Mengangkat kembali dagangannya dan mulai bekeliling lagi dengan meneriakkan kalimat yang sama. Ia bersyukur kepada Tuhan, ternyata masih banyak anugrah yang Dia berikan kepadanya dan anak-anaknya. Masih banyak pula orang-orang yang ternyata mempunyai nasib yang tidak lebih baik baik dari dirinya apalagi di masa sekarang ini.Â
Ia tersenyum sejenak dan kemudian bertekad untuk semakin semangat bekerja dan selalu bersyukur atas pemberian Tuhan kepada dirinya dan keluarga kecilnya serta harapan untuk kehidupan masa depan yang semakin baik lagi.