Mohon tunggu...
Wisnu Pitara
Wisnu Pitara Mohon Tunggu... Guru - Sekadar membaca saja

Sekadar berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Negara Pun Buat Taruhan

31 Oktober 2024   12:02 Diperbarui: 31 Oktober 2024   12:02 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Negara Buat Taruhan Main Dadu/dokpri

Melihat situasi demikian, Widura tidak tega sehingga menghadap Prabu Drestarastra untuk membujuk putra-putra agar mengembalikan Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa serta Drupadi kepada Yudistira. Tidak elok menggunakan manusia sebagai taruhan dalam sebuah permainan. 

Karena titah ayahanda, Duryudana pun rela mengembalikan mereka, namun istana tetap menjadi menjadi hak para Kurawa. Dengan demikian mereka tidak bisa pulang kembali ke Indraprasta dan harus menjalani lagi hidup di alam liar sebagai rombongan gelandangan.

Tancep Kayon

Perbuatan berjudi oleh para penjudi tentu tidak masuk di akal dan sebuah kegilaan bagi orang-orang yang tidak pernah melakukan.  Mempertaruhkan harta benda yang seharusnya berharga, baik untuk melangsungkan hidup maupun manfaat lain adalah tidak berguna. 

Tetapi bagi para penjudi tidak sesederhana itu. Faktor emosional dan tidak mampu memikirkan dampak dan akibat dari judi itu yang justru sedang menghinggapi mereka.

 Aman dahulu, pulang tinggal berpakaian dalam saja karena semua barang sudah habis dipertaruhkan, itu biasa saja bagi para penjudi. Entèk-entèkan, dadi kèrè. Seandainya Bulan dan Matahari diterima oleh lawan main, maka mereka akan pertaruhkan juga.

Penyakit masyarakat ini masih tumbuh dan merupakan warisan di berbagai kalangan maupun wilayah yang membuat sulit untuk diberantas. Apabila sekarang ini marak adanya judol (judi online) itu hanya sebuah metamorfosis saja dari permainan judi sebelumnya. Memang tidak mudah memberantas penyakit masyarakat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun