Mohon tunggu...
Wisnu Pitara
Wisnu Pitara Mohon Tunggu... Guru - Sekadar membaca saja

Sekadar berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Pandawa Luput dari Pembakaran

29 September 2024   22:27 Diperbarui: 29 September 2024   22:57 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada banyak ijuk dan daun-daunan seperti lontar yang dapat digunakan sebagai atap yang sanggup menahan panasnya matahari dan air di kala turun hujan. Banyak tukang terampil di Astina yang sangat mampu untuk mengerjakan berbagai pekerjaan perkayuan untuk membangun kompleks itu.

Tumenggung Purocana sebagai pemimpin dan penanggung jawab proyek memang ahli dalam merencanakan dan membangun perumahan dan bangunan. Dia sebetulnya seorang arsitek yang berasal dari kerajaan Pringgala. Akibat kalah perang, maka dia dikirim oleh rajanya untuk diperbantukan di kementerian pekerjaan umum dan perumahan kerajaan Astina.

Widura Mengendus Niat Jahat

Kesibukan beberapa adik Duryudana yang beberapa kali terlihat melakukan pembicaraan seolah-olah rahasia akhirnya terendus juga oleh Widura. Adik kandung dari Pandu ini mengepalai sebuah tim yang terbiasa mencari dan menggali berbagai bahan tambang, baik galian C seperti pasir atau batu, juga biji-biji mineral lain seperti tembaga sebagai bahan pembuat peralatan rumah tangga.

Seorang ART (asisten rumah tungga) yang sehari-hari bekerja membantu memasak, kedatangan suaminya yang berprofesi sebagai seorang tukang kayu yang biasa diminta tolong orang-orang saat membangun rumah yang membutuhkan kerja perkayuan. Sudah umum para tukang pada saat ada pekerjaan meninggalkan rumah beberapa minggu sampai beberapa bulan tinggal di proyek. Adiknya juga berprofesi sebagai tukang kayu.  

Sewaktu adiknya sedang mencari kayu di hutan, secara tidak sengaja bertemu dengan kakaknya juga sedang mencari kayu di hutan sebagai bahan membangun kompleks. Sang kakak mengatakan bahwa dia harus memanen ketela yang sudah ditanam beberapa bulan lalu sebelum ditugasi ikut membangun kompleks di hutan. 

Untuk itu dia meminta sang adik menggantikannya sebagai tukang kayu, nanti setelah panen dia akan menyusul lagi ke lokasi proyek. Dia berpikir mandor tukang tidak akan mengenali mereka berdua sebab wajah keduanya agak mirip. Adiknya pun setuju dan setelah menunjukkan jalan ke tempat kompleks dibangun, dia pun pulang menju ke rumah untuk menemui istrinya.

Sesampai di rumah, dia tidak bisa menemukan istrinya dan pintu rumah dalam keadaan terkunci. Segera dia menuju ndalem Kawiduran untuk mengambil kunci yang mungkin dibawa istrinya yang bekerja sebagai ART di tempat itu. 

Meskipun tidak mendapatkan cerita dengan jelas, Widura sempat mendengar pembicaraan suami-istri itu saat istrinya menanyakan dia sedang kerja di mana. Sambil berbisik dia sempat menjawab bahwa disuruh membantu membuat kompleks rahasia yang terletak agak jauh di hutan oleh pihak istana. Bisikan itu rupanya membuat Widura agak kepo.

Demi mendengar berita samar-samar itu, Widura pun rada curiga mengapa istana membangun kompleks di hutan secara diam-diam. Untuk itu dia mengutus beberapa anak buahnya yang sehari-hari bekerja di pertambangan untuk mencari dan mengecek secara senyap apakah benar pihak istana sedang membangun sebuah kompleks di hutan. 

Tidak sulit bagi mereka yang sehari-hari memang bekerja di lapangan untuk menemukan hutan dan lokasi di mana kompleks itu sedang dibangun. Kompleks itu rupanya tidak jauh dari salah satu lokasi penambangan kecil mereka yang dipisahkan oleh sebuah perbukitan antara keduanya.

Setelah mereka melaporkan tentang lokasi dan apa yang sedang terjadi, Widura memerintahkan mereka membuat terowongan dari lokasi tambang ke kompleks yang sedang mereka bangun. Perintah itu ia berikan setelah melakukan beberapa konfirmasi secara sembunyi-sembunyi bahwa antar keponakannya timbul friksi berebut tahta. Saat berbicara dengan iparnya, Ibu Kunti, Widura juga diberitahu bahwa putra-putranya sedang dalam situasi perang urat-syaraf dengan para putra raja.

Kebakaran di dalam Kompleks

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun