Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Di Sebalik Srikandi-Bisma (Episode 20)

10 Juni 2024   09:45 Diperbarui: 10 Juni 2024   10:14 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Sebalik Srikandi-Bisma (Episode 20)

Oleh: Suyito Basuki

 

I. Catatan istilah-istilah 

Budhalan: saat pasukan berangkat menuju ke suatu tempat

Batangan (kendhang) : salah satu jenis kendang, tanggung ukurannya.

Cepengan: tata cara memegang dan memainkan wayang di layar.

Cakilan: lih. perang kembang.

Canglet: salah satu adegan dalam peperangan antar wayang.  Menggambarkan tindakan saling mendorong, upaya untuk menjatuhkan lawan.

Diisis: merawat wayang dengan cara diangin-anginkan.  Untuk menghindarkan wayang dari jamur.

Ditabuh: dipukul supaya berbunyi.

Demung: salah satu jenis alat musik gamelan.  Selain demung, jenis yang lain misalnya: saron, gender, rebab dll.

Dhalang: orang yang memainkan wayang

Garwa padmi: wanita yang diperistri setelah menjadi bupati.

Garwa ampil: wanita yang diperistri sebelum menjadi bupati.

Gendiran: salah satu tenik perang wayang antara kesatria melawan raksasa.

Gandhok: bagian tambahan dari rumah joglo.  Jika ada kedua gandhok disebut sinoman.  Kedua gandhok terletakdi sisi kanan atau kiri.  Fungsi gandhok untuk acara yang bersifat umum.  Perkembangan selanjutnya gandhok juga difungsikan untuk ruang latihan gamelan, ruang tidur, dsb.

Joglo: jenis rumah Jawa. 

Kendhang ketipung: jenis kendang, kecil ukurannya.

Kendhang ageng: jenis kendang, besar ukurannya.

Keprakan: Kegiatan kaki dhalang memainkan cempala dan keprak.  Fungsinya memberi tekanan dalam sabetan, memimpin irama gendhing, untuk jeda dialog, dsb.

Lancaran: salah satu jenis tabuhan kerawitan Jawa.  Tataran selanjutnya adalah ketawang, ladrang, dan gendhing.

Ladrang: salah satu jenis tabuhan kerawitan.  Bandingkan dengan lancaran.

Mertinjo: melihat keadaan wilayah.

Ngarsa dalem: sebutan untuk Sultan Hamengku Buwono X, Raja Kraton Yogyakarta

Laras slendro: sebuah nada dasar/ titi laras gamelan.

Laras pelog: sebuah nada dasar/ titi laras gamelan.

Perang kembang: perang antara kesatria dengan raksasa.

Perang alus-alus: perang antara kesatria dengan sesama kesatria.  Misalnya antara Arjuna dan Adipati Karna.

Perang gagah-gagah: perang antara satriya gagah melawan sesamanya.  Misalnya Gatutkaca melawan Setija Bomanarakasura.

Pisowanan kraton: kegiatan rutin atau incidental abdi dalem di kraton.  Dapat berarti bertemu atasannya di kraton, atau sekedar melakukan kewajibannya sebagai abdi dalem kraton.

Sabetan: gerakan wayang yang dimainkan oleh dhalang

Soran: jenis karawitan berdasarkan tabuhan gamelan yang keras.  Berbeda dengan uyon-uyon, tabuhannya lembut.

Slendro pathet 6: slendro menunjukkan nada dasar; sedang 6 menunjukkan pathetnya.  Di dalam pewayangan khususnya, ada beberapa pathet (saat): pathet 6 (sekitar jam 21.00-00.30), pathet 9 (sekitar jam 00.30-03.00), dan pathet manyuro (sekitar jam 03.00-05.00/ selesai).

Sindhen: penyanyi wanita di pertunjukan wayang

Tubrukan: salah satu adegan dalam peperangan antar wayang.  Menggambarkan tindakan menubruk lawan.

Tanpa tedheng aling-aling: tidak basa-basi, terbuka apa adanya

Wadya bala: para prajurit.

 

II. Tembang atau Lagu

1. Syair lagu ladrang Sri Slamet, dinyanyikan oleh Nyi Sutejo 

Kadange dhewe jarwa surya

Ya ndhuk surya lumebeng ancala

Gones-gones srengging karsa

Kancane dhewe mung nedya nyumurupana

 Ya mas ya mas teja tirta

gones atmaja nata rahwana

ya mas ya mas kekuwunge

kancane dhewe karya rujit ing wardaya

 (ngelik)

Parabesan moro bangun

sepat domba kali oya

aja dolan lan wong priya

goremeh nora prasaja

 2. Lirik lagu 'Gerimis'-nya Katon Bagaskara

Musim penghujan habis tanpa pesan

Bawa kenangan lama tlah menghilang

Saat yang indah dikau di pelukan

Setiap nafasmu adalah milikku

 Surya terpancar dari wajah kita

Bagai menghalau mendung hitam tiba

Sekejap badai datang mengoyak kedamaian 

Reff: Segala musnah lalu, gerimis langit pun menangis

Kekasih, andai saja kau mengerti

Harusnya kita mampu lewati itu semua

Dan bukan menyerah untuk berpisah

Kekasih andai saja kau sadari

Semua hanya satu ujian 'tuk cinta kita

 3. Macapat Durma yang dinyanyikan nenek Bagas 

Paman-paman

Apa wartane ing ndalan

Ing ndalan keh wong mati

Mati kena apa?

Mati suduk salira

Neng jaja terus neng gigir

Pan kaniayaa

Garing nganti ngalingking

 4.  Lirik lagu Kemesraan ini-nya Iwan Fals

Suatu hari
Dikala kita duduk ditepi pantai
Dan memandang
Ombak dilautan yang kian menepi

Burung camar
Terbang bermain diderunya air
Suara alam ini
Hangatkan jiwa kita

Sementara
Sinar surya perlahan mulai tenggelam
Suara gitarmu
Mengalunkan melodi tentang cinta

Ada hati
Membara erat bersatu
Getar seluruh jiwa
Tercurah saat itu

Kemesraan ini
Janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini
Ingin kukenang selalu

Hatiku damai
Jiwaku tentram disampingmu
Hatiku damai
Jiwaku tentram bersamamu

5. Lirik lagu Yogyakarta-nya Katon Bagaskra

Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu

Masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku
Bersahabat penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgia
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana jogja

Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima, menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila

Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri, ditelan deru kotamu

Walau kini kau t'lah tiada, tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Izinkanlah aku untuk selalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tanpa terobati

Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri, ditelan deru kota

Walau kini kau t'lah tiada, tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Izinkanlah aku untuk selalu pulang lagi (untuk selalu pulang lagi)
Bila hati mulai sepi tanpa terobati (bila hati mulai sepi tanpa terobati)
Izinkanlah aku untuk selalu pulang lagi (izinkanlah lagi)
Bila hati mulai sepi tanpa terobati (selalu pulang lagi, selalu pulang lagi)

6. Terjemahan dialog wayang Srikandi-Bisma

 Resi Bisma (RB):

Tidak salah lihat, ini Srikandhi yang maju di tengah peperangan.

Srikandhi (S):

Benar eyang Bisma.

RB: Apa di Amarta sudah tidak ada laki-laki?  Wanita yang penuh kerepotan kok maju dalam peperangan?

S: Wanita itu hanya keadaan, tetapi masalah tanggung jawab membela negara, itu tanggung jawab semua warga negara, tidak memandang laki-laki atau perempuan.

RB: Lho, kamu tidak takut terhadap kesaktianku, Srikandhi?

S: Hal itu saya sudah bertekad, segala sepak terjang eyang resi akan saya antisipasi.

RB: Benar-benar cantik kamu Srikandhi, ayo pakailah segala kesaktianmu.  Jika kamu terlena, kamu bisa mati karena tanganku.

S: Jangan setengah-setengah dalam melawanku eyang resi...

(Jeda)

S: Kurang ajar.  Eyang Bisma walau sudah tua tetapi pemikirannya seperti orang muda, tidak memiliki tata krama.  BH-ku hilang kena panah eyang Bisma.  Aku betul-betul dipermalukan.  Jangan tertawa eyang Bisma, terimalah anak panahku, matilah kau dengan kesaktianku...

(Usailah sudah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun