Tapi apa pun penafsiran orang-orang, Djoko Pekik berkata,"Celeng itu kan apa saja doyan. Â Membabi buta. Â Perusak. Â Celeng itu seperti pemimpin yang penuh angkara murka," demikian Djoko Pekik yang sudah berkarir sejak 1960-an. (Sumber)
Djoko Pekik yang melukis secara realis-ekspresif ini memiliki sebuah komitmen berkesenian. Â "Saya ingin melukis sesuatu bukan hanya untuk cerminan penguasa setempat, tapi bagi siapa saja yang mempunyai kekuasaan," kata Djoko Pekik dikutip dari buku Menyusu Celeng karya Sindhunata.Â
Jeritan Suara Akar Rumput
Seorang seniman lukis kota Solo, Slamet Rahardjo, meski tidak mengenal dekat Djoko Pekik, memberikan kesannya saat saya hubungi. Â Menurut Slamet Rahardjo, Djoko Pekik adalah seniman yang konsisten dengan prinsipnya, tidak goyah oleh keadaan. Â Melukis bagi Djoko Pekik, menurut pengamatan Slamet Rahardjo adalah untuk menyuarakan jeritan suara akar rumput.
Lengkapnya Slamet Rahardjo alumni Fakultas Sasdaya Seni Rupa UNS desain grafis 86 dan pernah bekerja di PT HIT/Polytron Kudus sebagai desainer produk ini memberi komentar sebagai berikut:Â
"Saya terkesan akan konsistennya didunia lukis yang tidak goyah oleh keadaan, terlebih di Lekra waktu itu lebih lekat kalau boleh dibilang jargon saat itu yakni nuansa kelas proletar.  Tentu saja sepertinya kaum proletar adalah kelas penderita kelas susah orisinil, seperti  kehidupannya yang fenomenal, dari sejak masa sekolah sampai masa dewasa "tansah kedarang-darang"...menjadikan melukis untuk bicara menyuarakan jeritan suara-suara  akar rumput, melukis bukan untuk menopang hidup bukan, untuk mencari makan, melukis adalah dirinya, melukis bukan dagangan,  melukis bukan karena menuruti pakem mainstream, kontemporer dsb...lukisan itu adalah dirinya sendiri. Sampai akhir hayat tidak pernah menerima pesanan lukisan, kalau mau beli lukisan ya ekpresi suara nurani beliau diatas canvas," demikian urai Slamet Rahardjo yang sekarang menjadi tenaga freelance desainer, arsitektur rumah/bangunan dan mengisi waktu luang dengan menggambar atau melukis.
Suka Duka Kehidupan Djoko Pekik
Seorang seniman lukis Jogja senior, Subroto Sm menyatakan bahwa ia kenal dekat dengan Djoko Pekik saat saya hubungi. Â Subroto Sm pernah mengajar di FSR ISI Yogyakarta hingga pensiunnya.Â
Tidak saja mengajar, tetapi Subroto Sm yang adalah kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 23 Maret 1946 ini juga melukis dengan aktif. Dia pernah antara lain mendapat Piagam & Hadiah "Wendy Sorensen Memorial Fund-USA" untuk seni lukis terbaik ASRI (1968).