Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Editor - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Ancaman Pembunuhan

1 Februari 2022   09:26 Diperbarui: 1 Februari 2022   09:35 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya."

"Teruskan hubunganmu dengan Susi.  Kalau kamu memang menderita, terpaksanya harus mati karena hal itu, berbanggalah, karena kamu sedang berjuang untuk sebuah kebaikan..."

"....?"

"Camkan ini, dari pada kamu sengsara dan mati karena kejahatan, lebih baik kamu mati untuk sebuah kebaikan."

"Ya, ya aku tahu pak, aku tahu..."

Tiba-tiba saja Danang berdiri. Segera saja tangannya disodorkan ke arahku.  Kujabat tangan itu dengan tangan kananku.  Matanya menatapku, kulihat ada semangat menggelora.  Bibirnya menggumamkan sesuatu yang tidak jelas, namun akhirnya kudengar sebuah ucapan terima kasih, walau sangat pelan.

Bulan-bulan kemudian aku tidak bertemu dengan Pak Kusmin.  Apakah jadi ia menikahkan Susi dengan Danang.  Sampai akhir tahun kemarin, aku memang tidak menerima undangan pernikahan mereka.  Mungkinkah batal, atau sudah berlangsung namun dirahasiakan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun