Sebuah Ancaman Pembunuhan
Oleh: Suyito Basuki
Kami akhirnya bertemu di sebuah ruang bimbingan di sekolah tempat aku mengajar. Â Ketika aku usulkan untuk bertemu saja di rumahku, calon mertuanya menolak. Â
Alasannya jika Alex tahu, sementara rumahku tidak seberapa jauh dari Alex, maka dikhawatirkan persoalan akan semakin menjadi lebih runyam. Â
Kuusulkan lagi kemungkinan pertemuan di sebuah warung bakmi terkenal di kota kami, supaya lebih santai pembicaraannya. Â
Calon mertuanya lagi-lagi menolak, sebabnya pertemuan di tempat terbuka malah lebih berbahaya, karena saat-saat ini, menurutnyaÂ
Danang calon menantunya itu sedang dicari-cari teman Alex. Â Pak Kusmin, calon mertuanya yang adalah rekan guru MGMP agama di kota kami begitu sangat wanti-wanti perlunya aku menjaga rahasia pertemuanku dengan Danang calon menantunya.
Pak Kusmin sangat berharap pertemuanku dengan Danang akan menelurkan solusi yang baik. Masalahnya pernikahan Danang dengan Susi sudah ditetapkan kedua belah pihak keluarga, walaupun secara diam-diam. Â Paling lambat akhir tahun ini akan dilaksanakan. Â Â
Bahkan, baik Danang maupun Susi telah mengikuti katekisasi pra nikah selama dua bulan ini di gerejanya. Â Ketika aku bertanya mengapa saya yang diminta menyelesaikan masalahnya? Â
Jawaban Pak Kusmin sederhana, katanya aku yang dia anggap mampu serta kebetulan aku tetangga dekatnya Alex yang tentunya dapat berbicara dan mengarahkannya ke arah kebaikan bersama.