Kasih suami istri diharapkan dapat mencerminkan kasih Kristus, sehingga lewat pernikahan ini orang-orang boleh mengenal kasih Kristus (Efesus 5:32-33). Apalagi di zaman sekarang banyak pernikahan sudah mengalami kekeringan atau kehilangan kasih, dan rumah tangga yang telah puluhan tahun bertahan saling mengasihi dan setia dianggap sesuatu yang mulai langka.Â
Di tengah-tengah krisis yang melanda banyak rumah tangga terutama hubungan kasih suami istri, rumah tangga Kristen diharapkan dapat menjadi sinar terang menerangi kegelapan yang sedang dialami oleh keluarga-keluarga di zaman sekarang.
Rumah tangga Kristen bukan tidak ada kelemahan atau rintangan maupun cobaan. Jangan berpikir rumah tangga yang akan kita bentuk dalam Kristus tidak ada badai dan selalu lancar. Hal yang utama bukan ada atau tidak badai tersebut, namun bagaimana suami istri menyikapinya itu yang sangat penting.Â
Tidak ada api jangan main api, namun jika sudah ada api pikirkan cara dan segera memadamkannya. Dan bagaimana menghadapi atau menyikapi persoalan-persoalan yang ada tentu kita butuh pertolongan Tuhan. Kadang-kadang dunia akan melihat cara dan sikap orang Kristen, biasanya persoalan yang rumit, berat, sakit masih dapat diatasi dan akhirnya mempermuliakan Tuhan.
Sekarang tergantung maukah suami istri merendahkan hati saling mengaku kelemahan dan kekurangan, bertekad belajar dan memberi kesempatan untuk berubah atau tidak mengulangi kesalahan yg sama, bersama-sama berhati-hati dan berjalan terus dalam kehidupan baru di depan demi anak-anak dan nama Tuhan. Setiap persoalan yang muncul bukan suatu kesempatan untuk saling menyakiti dan dijadikan alasan untuk berpisah atau cerai, sebaliknya gunakan setiap persoalan untuk menyatakan kasih dan mempererat hubungan atau cinta kasih.
Menjalankan Mandat Allah
Kejadian 1:27-29 setelah Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan kemudian memberkati mereka sebagai suami istri , setelah itu Allah berkata beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan, burung, dan binatang yang merayap di bumi.Â
Dari ayat ini kita melihat ada suatu pesan atau mandat dari Allah atas pernikahan Adam dan Hawa yakni beranak cucu, bertambah banyak dan penuhi bumi, taklukkan dan berkuasalah. Mandat ini biasanya disebut mandat budaya.Â
Baca juga: Ketika Hubungan Pernikahan Mulai Hambar, Segera Lakukan 3 Hal Ini
Allah mau manusia melahirkan keturunan kemudian berkuasa atas bumi ini. Keturunan di sini tentunya keturunan ilahi (Maleakhi 2:15) yakni keturunan atau anak cucu yang mengenal dan percaya pada Allah, yang melaksanakan perintah Allah, dan memuliakan Allah. Namun karena manusia yakni Adam dan Hawa jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah, dan dosa mengakibatkan manusia terpisah dari Allah, juga merusakkan rumah tangga serta membawa akibat yang sangat serius dalam keturunan manusia. Maka keturunan manusia sekarang adalah keturunan di dalam dosa yang perlu kita bawa mengenal Allah, memahami Firman Allah dan hidup memuliakan Allah
Sehubungan manusia yang berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah dimana hidup manusia telah menyimpang dari Tuhan, maka setiap manusia yang lahir di bumi perlu dilahirkan kembali dalam roh dan kebenaran. Untuk itu setelah mandat budaya, ada satu mandat lagi yang utama yakni mandat injil.Â