Beberapa dari kita berharap jalanan di depan terang bak perbatasan jalan yang beda cuaca. 'Tau kan?' yang walau masih satu desa dimana ruas jalan satunya hujan sementara satunya kering.
Aku terbiasa naik motor dengan menyimpan jas hujan. Beberapa orang menaruh jas hujan bak pakaian habis kondangan. 'Tidak perlu rapi' dan asal muat ke dalam jok. Sebuah seni melipat yang unik karena memang penuh dengan tantangan.Â
Bayangkan saja, begitu hujan turun, pengendara hanya punya waktu sekian menit sebelum air  mengguyur tubuh dan seisi jok motor.  Itu pun kalau pas bisa meneduh di tengah perkotaan, kalau sedang jalan di tengah sawah pasti jauh lebih menantang.Â
Beberapa pengendara enggan melepas jas hujan meskipun sudah terang. Kondisi macam itu memang sudah biasa terjadi, sekali lagi 'palango' barangkali ada hujan susulan.
Seni melipas jas hujan memerlukan jam terbang meskipun sering kita temui. Dalam waktu yang singkat, pengendara menggerakan jari jemari untuk membalikan lipatan jas hujan, menentukan waktu yang pas buat dilepas/dipakai maupun sekedar teknik melipat pada jenis jas hujan yang berbeda.Â
Bagaimana menurutmu? Perlu ada yang buka kursus seni melipat yang satu ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H