Tujuan saat ini menuju puncak semu Gunung Tandikat, untuk kemudian turun ke lembah yang memisahkan puncak semu dengan puncak sejati atau area kawah Gunung Tandikat, lantas naik ke puncak Gunung Tandikat dan berkemah di camp Vila.
Jalur di kaki puncak semu Gunung Tandikat sedikit jelas terlihat. Akan tetapi rintangannya pun tidak mudah. Terutama akar-akar berduri yang cukup banyak.
Tak jarang kami mesti menebas akar berduri sekadar supaya dapat meloloskan badan. Tapi tetap saja duri tajam mengores ransel, baju, celana dan kulit tangan.
Baca juga:Â Mengenal Konsep Pendakian Lintas Triarga
Hampir 1,5 jam berjalan baru kami sampai ke puncak semu Gunung Tandikat. Sekitar pukul 16.00 WIB. Tanpa istirahat, perjalanan dilanjutkan turun puncak semu menuju lembah.
Sambil berjalan penulis berpikir, ini saran penting berikutnya bagi siapa saja pelintas yang mengalami kebingungan menemukan jalur di Lembah Bunian.
Sesampai di Lembah Bunian, tandanya ketika nampak jalur mulai mendatar, maka berjalan saja lurus ke depan. Tak perlu ragu. Nanti akan sampai di kaki puncak semu Gunung Tandikat.
Mengapa berjalan lurus ke depan? Adalah karena kaki puncak semu Gunung Tandikat membentang seperti barikade persis berhadapan dengan ujung-bawah punggungan Gunung Singgalang, dihubungkan Lembah Bunian. Otomatis akan ketemu kaki puncak semu Gunung Tandikat tersebut.
Tanda kaki puncak semu ketika kontur tanah mulai sedikit menanjak. Pada saat ini mulailah arahkan kaki sedikit ke kanan. Lalu naik ke atas. Nanti akan sampai di puncak semu Gunung Tandikat.
Sesampai di puncak semu Gunung Tandikat, jalur turun sudah jelas terlihat. Tinggal ikuti saja. Sesampai di lembah, jalur akan kembali hilang. Tak perlu khawatir.
Berjalanlah sedikit ke kiri. Lalu potong lembah yang tak begitu luas tersebut dengan berjalan lurus ke depan. Nanti akan ketemu area mulai menanjak dan itulah kaki dari puncak kawah Gunung Tandikat. Di sini harusnya jalur ke atas mulai terlihat sedikit.(*)