Estimasi waktu dari pintu rimba hingga ke pos Gelanggang Hantu sekitar dua jam berjalan normal. Namun berhubung saya berjalan sendirian maka tak sampai dua jam sudah sampai ke pos Gelanggang Hantu, sekitar pukul 9.30.
Pos Gelanggang Hantu ternyata sangat bagus. Datar. Walau tak terlalu luas, paling muat sekitar empat tenda ukuran besar. Di sekelilingnya hutan rimba dengan pohon yang tidak terlalu rapat. Di bawah pohon-pohon itu nampak terang dan bersih, sedikit saja semak, seperti taman yang ditata secara alami.
Bagi sebagian orang burung hantu diasosiasikan pada hal-hal yang seram. Tapi bagiku burung ya burung. Berkegiatan luar ruang seorang diri memang dituntut berpikir dan bertindak serasional mungkin, kalau tidak ya bakal jadi horor.
Setelah setengah jam menikmati nyanyian burung hantu, saya beranjak meninggalkan pos Gelanggang Hantu menuju pos Ndak Tolok Lee. Treknya ternyata sedikit lebih menanjak dibanding dari pintu rimba ke pos Gelanggang Hantu. Tapi hutannya cantik sekali. Kicauan burung juga sangat ramai menemani sepanjang perjalanan.
Estimasi dari pos Gelanggang Hantu menuju pos/shelter Ndak Tolok Lee sekitar 1,5 jam berjalan normal. Tapi karena saya berjalan seorang diri, baru berjalan satu jam, saya sudah sampai di shelter Ndak Tolok Lee.
Sampai di pos ini, tanpa istirahat, saya langsung berjalan ke arah kanan shelter, ke arah sumber air bermaksud mengambil air.
Di papan, yang tertempel di batang pohon, tertulis: sumber air 30 meter. Nyatanya, sumber air jauh di dasar lembah, lebihlah 30 meter, mungkin nyaris 100 meter. Treknya curam diliputi akar-akar kayu yang licin kalau terinjak. Hati-hati saja. Ngos-ngosan saya memanjat tanjakan sambil menenteng ember berisi air lima liter.
Di trek inilah saya memahami mengapa mendaki Sago sangat tidak dianjurkan berjalan malam. Jalur lebih menanjak lagi dan mulai diwarnai hutan lumut yang rapat. Malam pastinya sangat gelap, apalagi saat kabut.
Sementara di kiri-kanan jalur ada jurang yang sangat dalam, tersembunyi ditutupi hutan lumut. Saat melangkah harus ekstra hati-hati, jangan sampai tergelincir masuk jurang. Bisa-bisa wassalam.