Pukul 7.30 keesokan harinya saya sudah bersiap untuk memulai trekking. Diantar oleh Erik naik motor, saya menuju ke pintu rimba. Pukul 7.45 saya memulai trekking dari pintu rimba.
Di bawah pohon besar itu ternyata ada area cukup untuk mendirikan satu tenda. Tak jauh darinya ada sumber air berupa pipa kecil milik penduduk lokal.
Dari bawah pohon besar itu telah terlihat gerbang pendakian, yang kelihatannya belum lama dibangun di sana. Dari sini butuh waktu sekitar dua jam berjalan normal hingga sampai di pos Gelanggang Hantu.
Trek dari pintu rimba hingga pos Gelanggang Hantu berupa tanjakan moderat sekitar 30 derajat. Tapi terus menanjak tanpa bonus.
Hari itu, Sabtu 7 September 2019. Cuaca pagi cerah. Angin berembus pelan. Hanya saja gunung Sago hanya nampak samar dari pintu rimba, diselimuti kabut asap kiriman dari provinsi tetangga.
Kebayang kan berjalan seorang diri dari pintu rimba menuju pos Gelanggang Hantu. Seorang diri. Pemutar musik tak kuhidupkan agar telinga lebih awas mendengar segala suara alam sepanjang perjalanan.
Trek dari pintu rimba menuju pos Gelanggang Hantu cukup jelas terlihat. Juga bersih. Paling sesekali ada ditemui pohon tumbang. Tetapi secara keseluruhan trek terlihat dengan jelas. Kalaupun ada persimpangan, pilih jalur yang paling jelas menuju ke atas, biasanya ada tanda berupa tali rafia.