Mohon tunggu...
Sutardjo Jo
Sutardjo Jo Mohon Tunggu... Konsultan - Penggiat dan Pemerhati Desa dan Kawasan Perdesaan

Penggiat dan Pemerhati Desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konsep Pengembangan Peran Komunitas Kreatif di Desa

24 Juli 2022   06:33 Diperbarui: 24 Juli 2022   06:47 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Peran Komunitas Kreatif mendorong kewenangan Desa (Dokpri)

Gambar 5.  Model alur peran pusat kemasyarakatan dalam demokrasi desa (Dokpri)
Gambar 5.  Model alur peran pusat kemasyarakatan dalam demokrasi desa (Dokpri)

Komunitas Kreatif mendorong pusat kemasyarakatan kreatif

Keberadaan komunitas-komunitas masyarakat desa banyak berkontribusi memberikan ide dan gagasan kreatif, yang selama itu belum terlibat dalam kegiatan-kegiatan "pembangunan desa" yang difasilitasi Pemerintahan Desa, Komunitas-komunitas sebagian besar asyik dengan aktivitasnya, bahkan banyak yang tidak diberikan ruang interaksi dalam kontek pembangunan dan pemberdayaan desa yang diperankan melalui pemerintah desa. Peran Komunitas-komunitas masih sebatas kegiatan seremonial, even-even hiburan, atau kelompok hobi belum dilibatkan dalam kegiatan subtansi yang menyentuh sistem mekanisme tata kelola pembangunan desa.

Komunitas kreatif di desa dengan berbagai kreativitas ide, gagasan dan karya tentu akan memberi pengaruh yang jauh lebih besar dibanding menjalankan program sendiri-sendiri. Dalam komunitas desa ada unsur gotong royong dan kebersamaan yang kuat.

Bentuk kreativitas komunitas masyarakat desa beragam sesuai dengan potensi dan  kebutuhan desa. Misalnya, komunitas kreatif anyaman bambu, komunitas perajin kayu, batik, komunitas bengkel kreatif tukang becak dan tukang ojek, komunitas TIK, termasuk komunitas kesenian masyarakat, komunitas-komunitas ini banyak memberikan ide-ide kreatif baik untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial, politik kewarganegaraan, dll. 

Best practice peran komunitas yang cukup berhasil mendorong kehidupan berdesa adalah sebagai berikut :

  • Komunitas Jatiwangi Art Factory merupakan komunitas seni yang telah mengembangkan kreativitas sesuai tuntutan kebutuhan ruang di desa jatisura kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka.  Aktivitas yang dikembangkan cukup banyak tetapi yang menonjol adalah komunitas telah membuka mata dunia dengan kreativitas dalam mengolah tanah menjadi berbagai karya yang tidak saja bernilai ekonomis tetapi memiliki nilai seni, sebut saja membuat alat instrumen musik dari genting atau tanah liat. Perkembangan selanjutnya komunitas kreatif JAF telah membawa Jatisura menjadi desa dunia dengan segala kreativitasnya.
  • Komunitas Konser Kampung telah melahirkan identitas unggulan desa di desa jatitujuh dan desa putridalem kecamatan jatitujuh kabupaten Majalengka  telah menjadikan desa bambu dengan pengelolaan dan pelestariannya dengan mengkreasikan alat instrumen seni musik atau seni rupa dan peralatan rumah tangga.
  • Forum Juguran yang dipelopori Gerakan Desa Membangun (GDM) dan Yayasan Gedhe Nusantara merupakan forum belajar kolektif pemerintah desa dengan penggiat desa dan masyarakat desa. Melalui Gedhe Foundation  beberapa desa di kabupaten Banyumas telah menyebarkan pentingnya sistem informasi desa untuk menyuarakan desa dengan dunia luar desa sehingga tercipta sinergitas

Baik komunitas JAF jatiwangi dan Konser kampung jatitujuh  telah melakukan fungsi dan peran pemberdayaan dengan mendorong ruang publik desa melalui pusat kemasyarakatan di desa sebagai sarana memperkuat kualitas manusia yang bermartabat tetapi memajukan kesejahteraan individu, kelompok dan masyarakat desa dengan mendorong potensi unggulan desa.

Kreativitas yang dibangun di Jatiwangi dan Jatitujuh adalah bentuk proses kreatif yang sebagaimana pendapat Wallas, G 1926) diartikan sebagai proses menemukan ide-ide baru atau menjalankan ide-ide yang sudah ada dalam ruang lingkup yang berbeda. Kolaborasi yang kreatif seperti yang dilakukan oleh 2 komunitas diatas terjadi apabila dua orang atau lebih atau tiap-tiap komunitas bekerja sama dalam sebuah pertemuan yang mebahas tujuan yang sama dengan cara membagi pengetahuan, belajar dan menciptakan mufakat."  Proses inilah yang dilakukan dalam pusat kemasyarakatan atau community center.

Ruang publik atau pusat kemasyarakatan yang didorong oleh komunitas kreatif dapat dicapai dengan strategi-strategi desain tentang ruang kreatif publik:

  • Meningkatkan Perekonomian
  • Mendukung tumbuhnya usaha kreatif yang mendorong perekonomian lokal.
  • Memudahkan / memfasilitasi suatu kolaborasi kreatif.
  • Meningkatkan Sistem Lingkungan
  • Menambah penghijauan untuk daerah perkotaan.
  • Memudahkan / memfasilitasi kegiatan olahraga dan rekreasi.
  • Meningkatkan kapasitas tata kelola pembangunan Desa
  • Membangun transparansi Desa
  • Meningkatkan partisipasi Masyarakat
  • Memudahkan pelayanan Desa
  • Meningkatkan Aspek Sosial
  • Memudahkan / memfasilitasi interaksi sosial.
  • Membawa suatu kebanggan dan kenangan bagi masyarakat.

Membangun ruang publik kreatif  sebagaimana pendapat, Landry (2008) bahwa membangun kesadaran akan kebutuhan untuk berjejaring dan berkolaborasi jauh lebih sulit bagi pelaku yang heterogen dengan masing- masing budaya organisasi dan rencana yang dimilikinya. Membangun Ruang kreatif publik dibutuhkan untuk memfasilitasi aktivitas-aktivitas ekonomi kreatif. Kreatifitas tersebut dapat meningkat dengan memfasilitasi berbagai ekonomi lokal, menambah penghijauan daerah perkotaan, menambah fasilitas olahraga dan kegiatan rekreasi, mempermudah interaksi sosial dan membawa kebanggaan dan kenangan suatu komunitas

Belajar dari Bandung Community Creatif Forum (BCCF) sebagai pusat kemasyarakatan kota adalah sebuah praktik baik bagaimana upaya kontributif  BCCF dengan komunitas kreatif Kota Bandung yang di fasilitasi Ridwan Kamil sebagai Walikota telah cukup berhasil dalam membangunan kota melalui program sebagai berikut :

  • Fostering Creative Culture: Events, Media, Commmunity Organization and Education  Program Creative Culture berupaya mengkreatifkan masyarakat secara budaya melalui kreativitas dalam pendidikan dan penyelenggaraan festival-festival kreatif ( pameran, diskusi, workshop, ekskursi, presentasi, dan pertemuan ) 
  • Nurturing Creative Busineses/ Entrepreneurs:  Business Incubators , Networking , Economic Policy, Taskforce/Creative Economy Council Program Creative Economy membuat kreativitas menjadi value added secara ekonomi melalui program kewirausahaan dan jejaring Creative Entrepreneur Network (CEN), bentuk kegiatan berupa Business Talk, Creative Entrepreneur Tours, YES ( Young Entrepreneur Start up ).
  • Producing Responsive City Planning/ Design : Creative Clusters, Public Space, District Regeneration , Architecture Program Creative Urbanism yang menjadikan kreativitas terlihat secara kasat mata melalui penataan kota (spasial). Contoh "Program satu taman satu komunitas", seperti Bandung Bike Sharing, Babakan Siliwangi City Forest, dan Program Akupuntur Kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun