"Maaf, Pak. saya ingin mengajukan usul masalah study tour ke Jogja," kataku ketika Kepala Madrasah menerimaku di ruangannya.
Ruangan kepala madrasah cukup luas. Ada kursi tamu dan meja kerja dilengkapi satu buah kursi. Mungkin untuk murid atau guru yang menghadap beliau.Â
Aku diminta duduk di sofa, duduk di samping kanan kepala madrasah pada posisi sudut sembilan puluh derajat.Â
Ustaz Jazuli, nama kepala madrasahku menghadap ke selatan, ke arah pintu masuk, sementara aku di samping kanan beliau menghadap ke timur.
"Apa Mas, usul kamu?" tanya bapak Kepala Madrasah.
"Begini, Pak. Bagaimana jika study tournya tidak jauh-jauh ke Jogja. Sumatera ke Jogja lumayan jauh, Pak. Bagaimana kalau diganti agenda yang juga terjangkau," jawabku.
"Misalnya apa?" tanya kepala madrasah lebih lanjut.
"Misalnya ke tempat usaha, pabrik sawit, atau tempat usaha lainnya, Pak. Jika pun memerlukan biaya, Insya Allah kami masih mampu membayarnya, Pak," kataku memperkuat argumentasi.
Pak Jazuli terdiam. Tapi, aku yakin. Beliau orang yang bijaksana dan mau mendengar aspirasi dari seorang siswa sekalipun.
"Alun, terima kasih masukannya. Nanti saya bicarakan dengan guru dan staf."
Aku buru-buru menambahkan.