Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Luluh Hati Sang Kepala Sekolah

30 November 2023   17:08 Diperbarui: 1 Desember 2023   08:09 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan tetapi, Pipit dan Ita, guru pengurus Komunitas Belajar itu sering kesal. Ketika mereka mengadakan kegiatan kolektif guru, proyektor yang boleh mereka pakai proyektor yang disimpan di ruang perpustakaan. Proyektor lama yang sudah usang. Bahkan ada bagian yang jika diproyeksikan ke layar monitor terlihat hitam bak tertutup jelaga, sehingga tulisan dari layar laptop tidak terbaca pada dinding monitor. 

"Ai, Bu Pipit. Coba pakai proyektor yang baru. Untuk apa juga punya proyektor baru jika tidak dipakai. Kalaupun rusak, itu risiko! Toh, bukan sengaja dirusak," celoteh Bu Nurmi suatu ketika. 

Ia mengomel ketika Pipit dan Ita mengadakan pelatihan desain grafis untuk membuat media pembelajaran. Peserta banyak yang kesal karena gambar tidak utuh di layar.

Kedua guru kreatif itu tidak berdaya menjawab usulan teman-temannya. Hanya senyuman yang bisa mereka berikan dan kalimat: "Sabar, Bu." 

Begitulah. Kejadian-kejadian seperti itu kadang membuat Pipit tidak tahan. Wajar saja, jika emosi memuncak, ketika pulang ke rumah tasnya ia lempar ke atas meja seakan ingin melempar masalah yang mengimpitnya dan teman-teman gurunya.

Hari makin senja. Pipit bersama sang suami menyiapkan diri menyambut waktu Maghrib tiba. Anak-anak mereka yang masih kecil sudah dimandikan. Mereka berdua pun sudah membersihkan diri. Seperti biasa, Taufan pergi ke musala dekat rumahnya. Sementara, Pipit beribadah di rumah sambil mengawasi kedua gadis kecil yang sangat ia sayangi.

Sambil menungu Taufan pulang dari musala, ia membuka pesan WA di hapenya.

[Ikuti Lomba membuat video pendek tema: Anti Bulying dan Membuat Mainan Kreatif dan Dipresentasikan]

"Mbak Ita, ada lomba bikin video untuk anak-anak SMP, nih! Ikutan, nggak?" Pipit menelepon Ita. 

"Wah, iya, barusan aku baca flyernya. Seru, nih. Tapi, apa mungkin kita bisa pakai kamera baru di ruang Boss?" jawab Ita dengan nada putus asa.

"Udah, nggak usah pusing-pusing. Kita pakai kamera hape kita saja. Kita buat tim, terus kita pilih anak Ekskul Cinema dan memilih anak yang terampil dan kreatif. Kita minta bantuan Pak Sodiq, Guru Keterampilan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun