Anak bernama Reyhan pun mendekat. Ia bersama saudara sepupunya, Revan.
Mainan terbuat dari kaleng susu bearbrand. Ujung kaleng di tutup dengan botol kemasan minuman yang dipotong separuh.
"Kamu bikin sendiri, Han?" tanya Guru Eko.
"Nggak, Pak," jawab Reyhan, "aku dibantu ayah mbikinnya."
Pak Guru pun mengamati meriam tabung yang mereka mainkan. Lalu, ia meminta penjelasan kepada anak-anak itu cara memainkannya.
"Coba, Reyhan atau Revan, tunjukkan bagaimana memainkannya.
Kedua anak itu pun menunjukkan cara "meletuskannya". Â Mula-mula, ia membuka tutup botol yang sudah terpasang pemantik api korek gas. Kemudian, ia mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong. O, ternyata spiritus yang sudah dimasukkan ke dalam botol sprayer kecil.
"Cairan apa ini? O, spiritus," gumam Guru Eko.
Revan dan Reyhan tidak menghiraukan, mereka asyik hendak mempraktekkan cara membunyikan petasan atau meriam atau bazoka miliknya.
Melalui mulut botol, cairan spiritus disemprotkan sebanyak tiga kali lalu tutup botol berkepala pemantik dipasang. tabung itu diputar putar pada telapak kanan dan kiri yang ditangkupkan. Maju, mundur, maju, mundur, berulang kali. Setelah itu, mocong meriam diarahkan ke tempat kosong. Pekarangan rumah Guru Eko menjadi sasaran. Pemantik korek api pada tutup botol pun ditekan.