Saya tidak tahu harus merespon  bagaimana. Hanya seruan rendah itu yang bisa keluar dari mulut saya. Mimik saya datar  tertahan. Beberapa detik  saya terdiam. Tiba-tiba saja ia pamit melompat  kecil ke atas gerbong kereta yang  baru tiba.
Â
Mari Teh
Saya tahu ia  tengah memperjuangkan nasibnya hari ini .  Potongan lontong yang saya beli tidak sanggup saya  habiskan.  Sisa setengah lontong saya bungkus kembali dengan daunnya. Saya masukkan kedalam plastik untuk saya taruh dalam tas. Saya tidak tega membuangnya.  Saya ingat, ada perempuan berwajah oriental dan cerita tentang kerja keras  dibaliknya.  Di hati kecil saya berdoa, semoga hari ini dan besok-besok dagangannya habis terjual.  Oh iya, saya lupa menitipkan satu doa lagi, semoga ia  selalu luput dari pengawasan petugas. (one')
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI