Mohon tunggu...
Suryani Amin
Suryani Amin Mohon Tunggu... -

Penyuka jalan jalan dan tulisan tentang perjalanan. Sosiolog, bekerja sebagai Konsultan untuk Adaptasi Perubahan Iklim di lembaga bantuan pembangunan Internasional di Jakarta. Menulis fiksi dan mendokumentasikan perjalanan adalah minatnya diluar pekerjaan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lontong dan Tahu Isi di Gerbong Kereta

15 September 2016   21:46 Diperbarui: 15 September 2016   22:31 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah habis gorengannya ?

Belum Teh,  masih (ada) sedikit lagi

Biasanya habis ?

Gak tentu juga. Tapi seringnya habis sih

 

Wajahnya  sumringah di kalimat terakhir.  Entah mengapa, setelahnya, tanpa saya tanyai, ceritanya mengalir  begitu saja.

 

Kemarin saya baru saja rugi Teh. Pesanan orang   seratus lima puluh ribu habis.  Ketahuan petugas. Dagangan saya diambil. Semuanya. Gak dikembalikan.  

Duh mak. Hati saya terenyuh. Uang segitu besar artinya buat dia. Mungkin juga buat keluarga yang dinafkahinya.  Saya menduga-duga. Dasar saya  mudah  baper. Nyaris saja  saya menitikkan air mata. Tapi urung karena malu. Meskipun ia mengisahkannya dengan ekspresi  senyum yang sama . Seperti yang biasa saya lihat dalam gerbong.  Saya tahu ia tidak sedang berusaha menarik simpati saya.

 

Oohhh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun