Sudah habis gorengannya ?
Belum Teh, Â masih (ada) sedikit lagi
Biasanya habis ?
Gak tentu juga. Tapi seringnya habis sih
Â
Wajahnya  sumringah di kalimat terakhir.  Entah mengapa, setelahnya, tanpa saya tanyai, ceritanya mengalir  begitu saja.
Â
Kemarin saya baru saja rugi Teh. Pesanan orang  seratus lima puluh ribu habis.  Ketahuan petugas. Dagangan saya diambil. Semuanya. Gak dikembalikan. Â
Duh mak. Hati saya terenyuh. Uang segitu besar artinya buat dia. Mungkin juga buat keluarga yang dinafkahinya.  Saya menduga-duga. Dasar saya  mudah  baper. Nyaris saja  saya menitikkan air mata. Tapi urung karena malu. Meskipun ia mengisahkannya dengan ekspresi  senyum yang sama . Seperti yang biasa saya lihat dalam gerbong.  Saya tahu ia tidak sedang berusaha menarik simpati saya.
Â
Oohhh