Mohon tunggu...
Suryani Amin
Suryani Amin Mohon Tunggu... -

Penyuka jalan jalan dan tulisan tentang perjalanan. Sosiolog, bekerja sebagai Konsultan untuk Adaptasi Perubahan Iklim di lembaga bantuan pembangunan Internasional di Jakarta. Menulis fiksi dan mendokumentasikan perjalanan adalah minatnya diluar pekerjaan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lontong dan Tahu Isi di Gerbong Kereta

15 September 2016   21:46 Diperbarui: 15 September 2016   22:31 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Saya tidak tahu harus merespon  bagaimana. Hanya seruan rendah itu yang bisa keluar dari mulut saya. Mimik saya datar  tertahan. Beberapa detik  saya terdiam. Tiba-tiba saja ia pamit melompat  kecil ke atas gerbong kereta yang  baru tiba.

 

Mari Teh

Saya tahu ia  tengah memperjuangkan nasibnya hari ini .  Potongan lontong yang saya beli tidak sanggup saya  habiskan.   Sisa setengah lontong saya bungkus kembali dengan daunnya. Saya masukkan kedalam plastik untuk saya taruh dalam tas. Saya tidak tega membuangnya.  Saya ingat, ada perempuan berwajah oriental dan cerita tentang kerja keras  dibaliknya.   Di hati kecil saya berdoa, semoga hari ini dan besok-besok dagangannya habis terjual.  Oh iya, saya lupa menitipkan satu doa lagi, semoga ia  selalu luput dari pengawasan petugas. (one')

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun