2. Hasil positif
 Kajian Cyber Diplomacy sendiri menjadi salah satu topik utama dari kebijakann suatu negara karena dapat menjadi strategi yang dapat digunakan oleh negara beserta aktor nya untuk menjalankan diplomasi mereka. Penggunaan internet untuk melakukan diplomasi bisa dikatakan menjadi media yang sangat efektif. Menurut Sotiriu dipandang melalui sudut pandang dari seorang diplomat dalam menjalankan tugasnya untuk selalu terhubung dengan masyarakat dengan menggunakan Cyber Diplomacy yang secara langsung dapat menghubungkan mereka dengan masyarakat tanpa aadanya campur tangan dari pihak pemerintah akan menghasilkan ketepatan dari pesan-pesan yang ingin disampaikan sedari awal. (Sotiriu, 2015)
Hal serupa juga dapat dirasakan oleh cakupan yang lebih besar yaitu negara. Dengan menggunakan Cyber Diplomacy negara dapat secara jelas dan lantang dalam hal menyuarakan keleihan-kelebihan yang mereka miliki ke khalayak yang jauh lebih luas atau bisa disebut dengan National Branding.Â
Dengan pemerintah beserta para petinggi politik menggunakan jejaring media sosial mengkampanye kan hal-hal yang memicu simpati masyarakat luas yang kemudian membuat diri mereka dilirik oleh masyarakat dan membangun citra yang baik. Aktivitas ini juga berlaku untuk negara ketika mereka menggunakan situs resmi mereka memberikan informasi yang kemudian membuat masyarakat percaya dengan kebenarannya belum lagi tulisan di situs resmi pemerintahan dapat dijadikan sumber yang kredibel oleh banyak orang seperti pelajar atupun jurnalis.Â
Hal seperti penggunaan media sosial yang dalam hal ini adalah Cyber Diplomation menurut penulis sendiri adalah hal krusial dimana mengambil hati masyarakat adalah hal yang bisa dibilang efektif mengingat hampir seluruh orang memiliki gadget dan bisa mengakses informasi mengenai suatu negara atau aktor politik yang kuat seperti Presiden, perdana menteri dan menteri dari berbagai negara.Â
Dengan maraknya penyebaran Hoax pemerintah sendiri dapat menggunakan situs resmi mereka untuk meluruskan hal yang terjadi dan memutus berita bohong yang beredar di masyarakat dan sekali akan mengundang simpati masyarakat karena telah memberikan berita yang aktual dan fakual.
Keuntungan selanjutnya dari Cyber Diplomacy adalah terjadinya penghematan biaya dan waktu. Dengan menggunakan aktivitas diplomasi konvensional aktivitas diplomasi perlu melakukan pertemuan yang terkadang sangat jauh dari negara asal.Â
Dengan menggunakan Cyber Diplomacy pertemuan virtual dapat dilakukan yang mana ini akan sangat menghemat biaya yang tentu akan menguntungkan kedua belah pihak dimana pihak satu tidak perlu melakukan perjalanan dan pihak yng satu tidak perlu mengeluarkan biaya pelaksanaan konferensi denga jumlah yang besar.Â
Waktu juga menjadi aspek yang diuntungkan dari penggunaan Cyber Diplomacy ini dimana banhyak sekali kejadian yang membutuhkan kegiatan diplomasi memakan waktu yang lama karena biasanya dibutuhkan jadwal yang tepat seperti dua tahun sekali yang mana dengan cyber diplomacy bisa saja dilakukan lebih sering.Â
Kejadian pemborosan biaya ini sendiri disinyalir pernah terjadi di Indonesia dimana di masa pemerintahan presiden Indonesia ke 4 Abdurrahman Wahid yang mana sering kali didapati sering sekali melakukan kunjungan keluar negeri dan ditambah lagi mengajak keluarganya ketika melakukan kunjungan tersebut. Banayk kelompok yang beranggapan bahwa efek dari tindakan presiden Abdurrahman Wahid atau yang kera di sapa Gusdur tersebut merugikan negara karena akan memakan biaya yag besar.Â
Namun dari Gusdur sendiri memberikan pembelaan bahwa kunjungan yang sering beliau lakukan tersebut adalah murni untuk menunjukkan eksistensi Negara Indonesia didunia internasional.Â