Aspek tataran semiotika akuntansi berkepentingan dengan penyediaan dan penyampaian informasi sebagai sarana komunikasi bisnis, sehingga akuntansi dapat disebut sebagai bahasa bisnis (the language of business). Bahasa merupakan bagian penting dalam komunikasi. Pesan atau makna yang ada dibenak pengirim disimbolkan dalam bentuk ungkapan bahasa yang tepat, agar makna tersebut ditafsirkan sama persis seperti yang dimaksudkan.
Semiotika akuntansi merupakan ilmu yang mengkaji penggunaan symbol dan tanda bahasa atau representasi simbolik yang digunakan untuk menghasilkan makna atas realitas tertentu yang dibentuk di dalam akuntansi itu sendiri.
Tataran semiotika menunjukkan bahwa perekayasa akuntansi berteori pada tiga (3) tataran, yaitu tataran semantic, tataran sintaksis dan tataran pragmatic dalam rangka menghasilkan suatu struktur pelaporan keuangan dalam negara tertentu.
- Semantik : Kata semantic berasal dari Bahasa Yunani yaitu "sema" yang artinya tanda atau lambing (sign). Semantic dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis Bahasa : fonologi, gramatika dan semantic.
- Sintaksis : Kata Sintaksis berasal dari kata Yunani (sun = "dengan" + tattein = "menempatkan"). Sehinga, kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan kata-kata secara bersama-sama menjadi suatu kelompok kata atau kalimat. Kemudia menurut Ramlan (1981:1) "Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu Bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase."
- Pragmatik : Pragmatik merupakan disiplin ilmu yang mempelajari pemakaian tanda yang secara spesifik dapat diartikan sebagai cara orang menggunakan tanda Bahasa dan cara tanda Bahasa itu diinterprestasikan. Yang dimaksud orang menurut denifisi tersebut adalah pemakai tanda itu sendiri, yaitu penutur.
Kemudian, apakah hubungan tiga tataran semantic, sintaksis dan pragmatic diatas pada tataran semiotika ?
1. Hubungan semiotic dengan sintaksis
Semiotik sintaksis menguraikan tentang kombinasi tanda tanpa memperhatikan 'makna' nya ataupun hubungannya terhadap perilaku subjek. Semiotic sintaksis ini mengabaikan pengaruh akibat bagi subjek yang menginterprestasikan. Dalam bahasam semiotic sintaksis merupakan tinjauan tentang perwujudan Bahasa sebagai panduan dan kombinari dari berbagai system tanda. Perwujudan Bahasa akan dapat diuraikan secara komposisional dan kedalam bagian-bagiannya, serta hubungan antar bagian dalamnya.
Contoh : Teks dan tabel dalam laporan keuangan merupakan dua system tanda yang berlainan. Akan tetapi keduanya saling bekerja sama dalam membentuk keutuhan laporan keuangan yang baik dan informatif.
2. Hubungan Semiotik dengan Sematic
Semiotik dengan sematic menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai dengan 'arti' yang disampaikan. Semiotik semantic merupakan tinjauan tentang system tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan. Dalam Bahasa, semiotic semantic merupakan perwujudan makna yang ingin disampaikan oleh penuturnya dan disampaikan melalui ekspresi wujudnya. Wujud tersebut kemudian akan dimaknai kembali sebagai suatu hasil persepsi oleh pendengarnya. Perwujudan makna suatu Bahasa dapat dikatakan berhasil jika suatu makna atau arti yang ingin disampaikan oleh penuturnnya melalui kalimatnya dapat dipahami dan diterima secara tepat oleh pendengarnya, jika ekspresi yang ingin disampaikan penuturnya sama dengan persepsi pendengarnya.
Contoh :
Sebuah ambulan yang meluncur di jalan raya yang menyembunyikan sirine dengan lampu merah berputar-pitar berarti menandakan ada orang celaka yang harus segera dilarikan ke rumah sakit. Tafsiran tanda ini berbeda jika sisrine itu berasal dari mobil polisi yang melaju di depan rombongan pembesar, karena sirine itu berarti menandakan bahwa ada pembesar yang lewat entah itu Menteri atau presiden. Begitu pula sirine yang disertai lampu merah yang berputar-putar, berarti memiliki perbedaan tafsiran jika hal itu berasal dari mobil pemadam kebakaran.