" Jadi gimana ini bu Nurul, masih jauhkah lokasi posko nya dari sini" tanyaku
" Nggak jauh kok pak, paling lima belas menit lagi. Nanti bapak dan rombongan akan dikawal oleh teman saya ini mas Jari. Saya mohon maaf, akan kembali ke sekolah dulu. Tapi saya akan segera menyusul ke posko setelah urusan di sekolah beres" terang bu Nurul sambil menunjuk ke arah pemuda yang bernama Jari yang tadi datang naik sepeda motor trail.
" Apakah di sana juga ada toko sembako yang masih buka bu" tanyaku sebelum pergi.
" Oh, ada pak. Bapak perlu apa, nanti bisa kami bantu antarkan ke toko di sana" ucap bu Nurul
" Untuk jaga -- jaga saja bu. Jika nanti logistik habis, kami bisa langsung belanja disana. Gak perlu kembali ke kota lagi" sahutku.
Akhirnya aku dan rombongan berangkat mengikuti sepeda motor mas Jari menyusuri jalanan aspal selebar 4 meter menuju posko dusun Sukoanyar. Jalanan mulai berkelak -- kelok, menanjak dan menurun. Beberapa ruas jalan aspalnya sudah mulai ada yang mengelupas, sehingga mobil harus jalan melambat untuk mengurangi goncangan.
Pada awal perjalanan terlihat kondisi bangunan rumah di kanan kiri jalan tidak menunjukkan tanda -- tanda kerusakan akibat gempa bumi beberapa hari lalu. Bangunan berdiri kokoh dan beberapa orang warga beraktifitas normal seperti biasa.
Namun, ketika kendaraan sudah mendekati lokasi tujuan, nampak di kanan kiri banyak rumah  rusak. Bahkan beberapa diantaranya roboh atau sengaja dirobohkan karena sudah tak layak huni. Termasuk sebuah masjid di kampung itu akhirnya dirobohkan karena kondisinya yang mengalami kerusakan parah. Rupanya gempa berskala 6.1 SR yang melanda desa ini seminggu lalu sungguh parah dampaknya.
Dan ketika kami tiba di posko Anugerah dusun Sukoanyar, kami bertemu banyak relawan kemanusiaan disana. Mereka berbaur dengan warga desa membersihkan puing -- puing sisa bangunan yang roboh. Beberapa relawan lain bekerja di dapur umum untuk menyiapkan makanan bagi warga yang mengungsi.
Dengan diantar oleh mas Jari, kami berkeliling dusun Sukoanyar untuk melihat langsung kerusakan di tempat ini. Saya mendatangi beberapa warga yang sedang membersihkan bekas reruntuhan di rumahnya. Saya sempatkan juga untuk berinteraksi dengan mereka.
" Waktu itu saya sedang istirahat siang di ruang tamu setelah bekerja di ladang. Dan saya melihat debu berjatuhan dari atap, masak ada tikus siang - siang. Tiba -- tiba terdengar orang berteriak lindu...lindu " Begitu tutur pak Hadi menerangkan kejadian gempa yang dialami.