Â
Baca juga: Hujan Lokal Â
Pengalaman air PDAM macet atau tidak mengalir dalam jangka waktu beberapa hari mungkin pernah dialami sebagian keluarga. Bagaimana jika kita tidak mempunyai persediaan air yang cukup? Tentu, kita akan membeli air melalui jasa penjualan air yang harganya tidak murah. Berapa ratus ribu harus kita keluarkan bila air PDAM tidak mengalir selama satu bulan?
Atas kejadian itu, kita baru akan menyadari bahwa harga air memang cukup mahal. Barulah kita akan berpikir untuk menampung air hujan.
Â
Baca juga: Agenda Munas V APSI 2022Â
Air yang "terbuang" harus disimpan. Jangan biarkan air hujan begitu saja lewat di depan mata kita, turun dari atap, jatuh lewat saluran paralon, langsung mengalir ke selokan atau parit. Dari parit air menuju sungai dan akhirnya ke laut! Sangat disayangkan kalau semua air hujan yang jatuh di depan mata, kita biarkan terus-menerus. Sudah saatnya kita menyimpan air hujan. Kita harus menganggap air hujan adalah harta cadangan yang akan berguna pada saatnya tiba.
Baca juga: Dalam Keadaan Genting, Gunting Harus DigantungÂ
Â
Langkah mudah sudah diuraikan di atas, yaitu membuat sumur resapan atau biopori. Kemudian menyiapkan drum atau sarana penampungan air yang sederhana. Kalau sempat mengalokasikan dana, bisa membuat bak penampungan dengan cor beton (seperti membuat bak kolam ikan).
Model seperti kolam ini sangat dianjurkan agar lebih banyak air hujan yang dapat ditampung. Dalam pembuatan model kolam harus dipikirkan kebersihan dan pembuangan airnya. Jangan sampai, penampungan air menjadi sarang atau sumber penyakit.