Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pembinaan Sepak Bola Akar Rumput, Pembina dan Pelatih Jangan Membunuh Mental Anak!

2 Juli 2019   21:59 Diperbarui: 2 Juli 2019   22:30 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka, saat mereka meninggalkan wilayah akar rumput, beranjak dewasa, maka akan mencapai top performance sebagai pemain sepak bola yang telah melalui pembinaan dan pelatihan yang dipandu oleh pembina dan pelatih dengan aturan dan cara yang benar.

Atas kondisi tersebut, saat saya mengintip perhelatan kualifikasi sepak bola wilayah 1 Popwilda Jabar 2019, yang berlangsung 27 Juli hingga 1 Juli 2019, salut kepada pembina dan pelatih yang memaksimalkan keberadaan pemainnya dalam tim.

Sebab, kualifikasi sepak bola ini memang dengan tujuan prestasi, karena sesuai regulasi, juara dan runner up otomatis lolos ke putaran final Popda Jabar 2020, maka seluruh pembina dan pelatih memang menekankan untuk timnya memenangi setiap laga.

Maka, sudah barang tentu, setiap laga, pembina dan pelatih selalu menurunkan pemain terbaiknya, meski di dalam line up ada 18 pemain.

Yang menarik, karena regulasi pertandingan boleh memainkan 5 pemain cadangan, ternyata hampir seluruh pembina/pelatih tim peserta, memaksimalkan 5 pergantian pemain dengan dasar pemikiran bahwa seluruh pemain 18 pemain yang di bawa oleh tim Kota/Kabupaten adalah merupakan pemain terbaik hasil seleksi yang diikuti oleh ratusan pelajar di kota/kabupaten mereka.

"Sayang kalau bawa 18 pemain, 7 pemain cadangan hanya menjadi penonton, kan kita yang memilih mereka dari ratusan peserta. Level mereka sama, namun karena pertandingan harus 11 vs 11, maka 7 pemain kami mainkan bergantian. Tetap kami ingin menang karena ini membawa nama baik daerah.

Namun, karena level mereka dan komposisi pemain juga sudah kami sesuaikan berimbang, maka saat kami turunkan pemain lain dari bench pemain, kami bilang mereka bukan pemain cadangan, namun bermain gantian. Kami jaga mental pemain dengan ucapan, semua adalah.pemain utama, namun yang main 11 dulu, yang lain bergantian.

Hasilnya, meski 5 pemain kami masukkan menggantikan pemain lain, tidak berpengaruh kepada pola permainan tim, cara bermain tim, dan keseimbangan tim dan tim tetap dapat unggul dari lawan karena solid dalam kebersamaan dan kekeluargaan, tidak ada pemain yang dianak-emaskan.

Saat, bermain, bila ada pemain yang tidak berkembang dan tidak berkontribusi kepada tim, maka segera kami tarik ke luar, karena ada pemain lain yang sama levelnya. Ini buat pembelajaran.

Terpenting, kami usahakan tidak menjatuhkan mental pemain. Kami tidak ingin ada pemain yang jatuh mental, hingga akhirnya berpengaruh kepada kemampuan/skill pemain." ujar salah satu pembina yang saya ajak diskusi menyoal jatuhnya mental pemain karena perlakuan pelatih.

Ayo pembina dan pelatih sepak bola usia dini dan muda Indonesia, jadilah pembina dan pelatih yang terus mengangakat dan menaikkan personaliti  (sikap/mental) pemain, dengan perlakuan dalam pembinaan, pelatihan, hingga dalam pertamdingan yang mendidik. Maka, kita akan melihat tumbuh kembang pemain-pemain muda kita yang bermental baja, percaya diri hingga saatnya mereka mencapai top performance sebagai pemain sepak bola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun