Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Grassroot" PSSI dan Kemenpora Kadaluwarsa

24 Februari 2018   10:58 Diperbarui: 24 Februari 2018   11:22 1590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: tirto.id

 

Program grassroot PSSI-Kemenpora kadaluwarsa?

Dari hasil pertemuan PSSI-Kemenpora, saya menyebut langkah ini adalah langkah  terlambat. Bila hasil yang tersebut berikut ini mau dijalankan, banyak persoalan seperti yang telah saya urai wajib disusuri satu-persatu.

Coba kita perhatikan konsep nomor pertama hingga kelima belas:

Pertama, program grassroots football dimainkan anak laki-laki dan perempuan berusia 6-12 tahun melalui inisiatif sekolah, komunitas, dan klub. Kedua, konsep dari program ini adalah mengumpulkan orang sebanyak mungkin secara bersama-sama melalui sepakbola. Ketiga, Program ini memfasilitasi pertukaran dan saling berbagi nilai-nilai kemanusiaan dan, tentu saja, mempromosikan kenyamanan kita berlatih olahraga yang mengagumkan ini.

Keempat, bicara grassroot ini juga ada karena alasan bahwa untuk beberapa orang, grassroots football fokus pada aktivitas rekreatif. Sementara untuk orang lain, program ini merupakan program yang terstruktur untuk berlatih, dengan latihan dan pertandingan, di dalam kerangka sekolah atau klub. Kelima, tentu saja tidak semua pemain muda tersebut akan menjadi bintang di masa depan dan tidak semua mempunyai skill yang dibutuhkan untuk menjadi pemain profesional. Oleh karena itu, sesi pelatihan yang intensif dan taktik yang rumit tidak dibutuhkan.

Keenam, bermain adalah alat yang terbaik untuk belajar, anak belajar sepakbola dari bermain sepakbola itu sendiri. Di atas semua kegiatan dan latihan, pastikan anak-anak harus bergembira sehingga tumbuh harapan terhadap sepakbola itu sendiri. Ketujuh, elemen yang sangat penting dari grassroots football adalah membangun hubungan sosial, semangat tim, dan gembira.

Kedelapan, konsep belajar lewat bermain dengan bimbingan coach-educator adalah pendekatan spesifik yang didesain untuk merangkul anak-anak dan menciptakan proses yang terhubung dengan masa depan. Kesembilan, coach-educator harus dinamis, latihan sederhana, dan memotivasi. Harus selalu menghormati karakter fisik, fisiologis, dan psikologis anak-anak. Anak-anak bukan miniatur orang dewasa, tapi anak dengan segala tingkah laku dan dinamikanya.

Kesepuluh, sepakbola adalah aktivitas rekreatif utama dari anak-anak seluruh dunia yang jumlahnya tak terhitung. Sepakbola adalah alat luar biasa untuk integrasi sosial dan alat yang menakjubkan untuk berekspresi. Kesebelas, program grassroots football menawarkan kesempatan bagi semua orang untuk bermain sepakbola, tanpa diskriminasi, dan tanpa harus menyediakan infrastruktur yang mewah.

Keduabelas, program grassroots football telah menjembatani kerjasama yang erat antar-pelaku sepakbola dan melibatkan semua stakeholdersdalam pendidikan (pemerintah, LSM, komunitas, sekolah, dan sebagainya). Ketigabelas, grassroots football adalah sepakbola untuk semua, oleh semua, dan bisa dimainkan di mana saja.

Keempatbelas, sepakbola Grassroot adalah tahapan awal anak belajar sepakbola, untuk itu pastikan mereka lakukan dengan gembira dan senang sehingga menumbuhkan harapan terhadap sepakbola itu sendiri. Kelimabelas, semakin banyak anak ingin bermain sepakbola, dengan sendirinya semakin banyak pilihan untuk memilih pemain yang bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun