"Tentu saja, Bu. Dengan segala hormat kami ingin anda membantu kami. Jadi, begini......" Panjang tutur salah satu dari kedua lelaki tadi.
sambil berharap Nimayu dapat mengabulkan permintaan itu.
Tiba-tiba saja tangan yang halus dan lembut itu menghentak meja mengagetkan seisi restoran, apalagi kedua lelaki berjaket hitam itu.
Prak...."Apa kalian pikir koran saya dapat dibeli kejujurannya dengan uang kalian? Saya sedang berupaya menyajikan berita-berita
yang dapat dipertanggungjawabkan. Dan bukan seperti apa yang kalian inginkan ini." tegas  bos pemilik koran Indonesia Kerja.
Seketika itu juga, tanpa kata dan senyuman kecuali wajah gugup dan takut mengiringi kepergian kedua lelaki itu.
Rasa lapar pun berlalu begitu saja tanpa sesuap nasi mengisi perut Nimayu yang sedang kosong.
"Pelayan... Tolong makanan saya diantarkan ke kantor saya. Ini alamatnya." ucap Nimayu sambil meletakan kartu nama di atas meja
salah satu pelayan yang kebetulan melintas di depannya.
"Baik, Bu.
Dengan kecepatan tinggi, ferary merah gagah melesat dengan lincahnya kembali ke kantor.