Karakter generasi amatir, profesional dan expert adalah mereka yang melakukan prosesnya dari dasar, memulainya dengan usaha, kreatifitas dan kerja keras untuk membuat konten berkualitas melalui proses panjang secara terencana dan sistematis serta tanpa dan/atau berbekal kompetensi  yang sesuai dengan bidang atau aspek yang dikuasai dan diminati.
Contoh mereka yang masuk kategori ini adalah para kreator konten amatir, profesional atau expert seperti story teller, podcaster, youtuber atau semacamnya. Tema-tema konten yang dibuat oleh generasi ini beraneka, mulai dari cerita dan/atau obrolan yang menginsiprasi atau memotivasi, kisah-kisah epik, konten out of the box, petualangan, edukasi, seni, film atau web series, dan lainnya.  Â
3. Generasi Prokonsen Topping
Karakter yang masuk kategori ini adalah mereka yang provokatif, kontroversi atau sensasi. Seseorang atau sekelompok orang dalam kategori ini adalah mereka yang konten-kontennya dapat menimbulkan kegaduhan, kebisingan digital, pertentangan, perdebatan, kegemparan, keonaran, membuat rasa haru atau merangsang emosi serentak, yang seringkali membangkitkan kemarahan, perpecahan, permusuhan, penghasutan, adu domba hingga tak jarang sampai berlanjut ke pertemuan adu fisik atau masuk ke ranah hukum. Bisa dipastikan seseorang atau sekelompok orang yang masuk kategori ini adalah mereka yang konten-kontennya mengandung unsur kontroversi, provokasi atau sensasi, temasuk di dalamnya berita bohong (hoax), ujaran kebencian (hate speech), dan ujaran SARA. Â Â
4. Generasi Topping ke Topping
Untuk karakter di generasi topping ke topping ini agak berbeda. Seseorang atau sekelompok orang di sini tidak hanya menjadikan atau memanfaatkan flatform digital atau flatform media sosial sebagai pijakan utamanya, tetapi juga menjadikan atau memanfaatkan konten orang lain sebagai pijakan atau tempat baginya untuk, menempelkan, melekatkan, menumpangkan, nebeng atau menempatkan konten miliknya. Mereka yang berada di generasi karakter ini adalah mereka yang menempatkan konten-kontennya ke konten-konten lain yang sedang mengalami viral, trending, fyp, kontroversi, provokasi, sensasi atau yang sepadan dengan itu dan memiliki kecenderungan unsur pansos. Â Â
5. Generasi Sembarang Topping
Sesuai dengan namanya, orang-orang di karakter sembarang topping adalah mereka yang konten-kontennya dibuat dan diposting secara sembarang tanpa mengindahkan kaidah, norma, moralitas, kompetensi atau apapun itu yang mencerminkan kualitas standarisasi sebuah konten. Termasuk dalam kategori ini adalah konten-konten yang dibuat dari hasil pilih, kopi, potong, gabung dan/atau asal kompilasi konten orang lain tanpa menggunakan kaidah. Sebab itulah mengapa seringkali konten mereka yang masuk katogeri ini menabrak syarat dan ketentuan yang diberlakukan oleh platform digital atau platfrom media sosial serta mengambil hak cipta orang lain tanpa izin. Â Â
6. Generasi Bisnis Topping
Boleh dibilang orang-orang yang berada di karakter ini adalah generasi topping sejati, sebab tanpa menganalogikan topping pada tujuan akhirnya, kata bisnis sendiri sudah memiliki tujuan memperoleh laba atau keuntungan (cuan). Maka orang-orang yang masuk katogeri ini adalah mereka yang konten-kontennya berisi tentang berjualan, dagang, marketing, investasi, trading dan/atau segala hal usaha atau niaga yang beraroma ekonomi dan berujung laba atau keuntungan (cuan finansial). Â
7. Generasi Topping Kombinasi