4. Mudah terjadi Konflik
Anak tidak dapat mengekspresikan diri dengan terbuka. Hal tersebut menyebabkan mudahnya terjadi konflik. Anak mudah memberontak. Anak merasa tidak mendapat keadilan dari perlakuan orang tua, sehingga mudah menyebabkan konflik dengan orang lain saat berada di luar pengawasan orang tua. Melampiaskannya terhadap orang lain, apalagi yang menurut dia kemampuannya berada di bawahnya.
5. Tidak Bisa Berekspresi
Jelas akan terlihat, anak tidak mudah mengekspresikan dirinya. Pada saat sedang merasakan hal yang seharusnya bisa diungkapkan dengan kata-kata, sikap, atau apapun itu. Tidak bisa diekspreksikan dengan baik. Dia akan cenderung menyimpannya sendiri. Hal inilah yang akan menyebabkan anak menjadi depresi karena beratnya tekanan batin.
Strict parents dengan menerapkan pola asuh yang ketat, nyatanya tak seperti yang ada dalam bayangan orang tua. Malah menyebabkan anak menjadi tertekan dan depresi. Tidak mampu mengekspresikan diri. Selain itu memudahkan terjadinya konflik. Anak-anak zaman sekarang sering menyebutnya sebagai orang tua yang menerapkan 'didikan VOC' karena saking kerasnya. Untuk itu pola asuh yang humanis yang perlu diterapkan.
Orang tua memang perlu memberikan batasan. Agar anak memahami arti pentingnya disiplin dan tanggung jawab. Namun batasan tersebut dilakukan dengan cara berdialog. Melibatkan anak dalam memulai dan melaksanakannya. Sehigga yang muncul adalah kesepatakan-kesepatakan. Jika ada konsekuensi dalam perjalannya, sudah dipahami Bersama.
Agar anak dapat mengekspresikan perasaan, orang tua perlu meluangkan waktu untuk anak. Mendengarkan setiap keluh kesah dan ceritanya. Memberikan simpati dan empatinya kepada mereka. Selain dapat mendekatkan orang tua dan anak, hal tersebut juga dapat memerkecil tingkat stress dan depresi anak.
Pastinya, orang tua harus memberikan contoh kepada anak. Sebab seribu nasihat tak akan berarti tanpa contoh yang pasti. Buah akan jatuh tak jauh dari pohonnya. Contoh yang baik dari orang tuanya akan menyebabkan buah jatuh sepohon-pohonnya, meminjam istilah Gen Z. Tentunya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang tanpa 'tapi'. [UAW]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H