Tak berapa lama, jalan beraspal menuju Ar Rahman kami susuri. Banyak sekali para pedagang berjualan di pinggir-pinggir jalan. Menjajakan penganan khas ramadhan, ada kolak, es buah, es campur, lengkap pokoknya. Ramadhan mubarak. Membawa berkah untuk semua umat. Mereka yang biasanya tidak berjualan akhirnya bisa mengais rejeki di bulan ramadhan. Mereka yang mampu biasanya masak sendiri karena ramadhan akhirnya membeli juga. Saling membutuhkan. Keyakinanku rahmad Allahlah yang menjadikan semua ini.
Aula sudah penuh, kursi paling depan sudah terisi, tinggal bagian tengah ada satu kursi, sisanya di bagian belakang.
“Wah.. mas mungkin mereka tadi sholat ashar di sini ya mas, jam segini ruangan sudah penuh.” Cerocos Sul.
“Iya mungkin Sul” sergahku mengiyakan sambil mata mencari-cari tempat duduk yang mungkin bisa kami duduki berdua tanpa terpisah.
“Silakan mas, sebelah sini.” sapa ramah seorang laki-laki berkopiah putih dan berkoko putih pula.
“Terima kasih.”
Dengan tenang kutunggu acara dimulai. Masih lima menit lagi acara dimulai. Tapi sepertinya si Sul semakin gelisah saja. Dia mungkin tidak sabar menunggu idolanya datang dan duduk bicara di panggung yang berada di depan kami.
“Mohon perhatian. Peserta bedah buku yang masih berada di luar dimohon segera menempati kursi yang tersedia di ruang aula, karena acara akan segera dimulai, terima kasih”
Tak berselang berapa lama. Diiringi sholawat badar, seorang lelaki paruh baya berjenggot tak begitu panjang, berkacamata dengan kopiah khasnya, koko warna coklat keabuan serta jas hitam dipadu dengan celana hitam tampak serasi. Dialah Habiburrahman El Shirazy sang penulis best seller Ayat-ayat cinta. Di belakangnya seorang perempuan bergamis biru toska dengan jilbab menutup sebagian tubuhnya berjalan mengiringi.
Subhanallah... bergetar tubuhku. Jantungku berdegup lebih kencang. Tanganku dingin. Perasaanku tidak karuan.
Sul yang berada di sebelahku tak mempedulikanku. Dia sibuk dengan pandangan matanya yang tidak mau beralih. Melihat ke depan. Memperhatikan dengan seksama idolanya, Kang Abik.