Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Masih) Kulihat Bening di Matamu (3)

15 Oktober 2014   12:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:57 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Niiit..niiit...niiit...

Pelan namun pasti. Seolah tak mau kalah dengan bunyi jarum jam di ruangan ini. Sebuah alat yang tak semua orang ingin memakainya. Alat penyambung nyawa manusia. Andai itu terputus, putus sudah semua amalan kehidupan manusia. Kecuali tiga hal pastinya. Ilmu yang bermanfaat, doa anak yang sholeh dan amal jariyah.

.

.

Niiiiiiiiittttttttt.....

“Astagfirullahal’adim... Allahuakbar... Ya Allah apa yang harus kulakukan? Mega, Mega. Bangun... susteeeerrrrr... tolongg... neeeetttt....neeetttttt....”

Kreeetttt....

“Assalamu’alaikum... Maaf bapak, ibu, saya periksa dulu pasiennya. Silakan bapak ibu keluar ruangan dulu.”

Beringsut kami ke luar ruangan.

Astagfirullahal’adzim... ternyata aku hanya mimpi. Ya Allah berikan kekuatan kepadaku untuk menghadapi semua ini. Berikan kekuatan kepada Mega, untuk melanjutkan hidupnya kembali. Berikan kesempatan kedua bagi kami untuk menjalani salah satu bentuk ibadah kepadaMu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun