Bagaimana tiap-tiap problem tersebut menghambat jalannya pembangunan nasional selama ini? Simak pemaparannya berikut ini:
1. Stunting
Tahun 2016 Global Nutrition Report melaporkan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara yang mempunyai beban ganda masalah gizi atau double burden of malnutrition, yaitu masalah kekurangan gizi sekaligus kelebihan gizi.Â
Laporan tersebut juga menempatkan Indonesia sebagai negara yang mempunyai masalah kekurangan gizi mikro, yaitu anemia. Gangguan gizi pada ibu meningkatkan risiko berat badan lahir rendah, stunting, dan problem kekurangan gizi lainnya.
Jika seorang ibu kekurangan gizi, kemungkinan besar bayinya akan lahir dengan berat badan kurang yang memicu siklus pertumbuhan yang terhambat.Â
Tanpa perawatan pascanatal yang tepat dan nutrisi bergizi, bayi akan mengalami pertumbuhan terhambat. Jika kekurangan gizi tidak diatasi, anak yang dilahirkan pasti akan mengalami stunting.
Salah satu masalah kekurangan gizi yang dihadapi Indonesia hingga sekarang adalah stunting. Anak Indonesia pada umumnya tidak kekurangan makan, tetapi rendahnya kesadaran akan gizi seimbang mengakibatkan mereka hanya mendapat asupan makanan pokok dengan sedikit protein atau sayuran.
Selain itu, anak-anak juga masih kurang mendapatkan zat gizi mikro seperti vitamin A, zat besi, folat, dan seng. Kekurangan nutrisi ini, baik karena asupan yang tidak memadai atau karena penyerapan nutrisi yang terganggu akibat penyakit infeksi, akan menghambat pertumbuhan sel-sel tubuh. Kondisi inilah yang membuat mereka sangat rentan mengalami stunting.Â
Penyebab stunting dimulai saat anak di dalam kandungan karena pola makan ibu yang buruk, tetapi gejalanya biasanya muncul setelah anak berusia sekitar dua tahun, yang ditandai dengan anak tersebut tidak tumbuh secepat yang seharusnya.
Anak yang terhambat pertumbuhannya sudah pasti memiliki sistem kekebalan tubuh, fungsi otak, dan perkembangan organ yang lebih buruk.