Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Melawan Stunting ala Badan Gizi Nasional

19 Oktober 2024   01:04 Diperbarui: 19 Oktober 2024   02:19 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana (Sumber: CNNIndonesia.com)

Oleh: Sultani, Peneliti Indonesia Strategic Center (ISC) dan CSPS UI

Badan Gizi Nasional akan menempati garda terdepan dalam melawan stunting melalui program intervensi gizi secara berkelanjutan. 

Badan ini akan menjadi salah aktor penting dalam mengoperasionalisasi program percepatan penurunan stunting dengan metode peningkatan kualitas pangan bergizi kepada masyarakat, terutama kelompok yang rentan stunting yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita.

Meski memiliki peran yang strategis, kiprah Badan Gizi Nasional masih sangat terbatas karena baru dibentuk oleh Presiden Joko Widodo pada 15 Agustus 2024. Dalam Perpres Nomor 83 Tahun 2024 tentang Badan Gizi Nasional disebutkan bahwa lembaga ini bertanggung jawab langsung kepada Presiden dalam tugasnya untuk memenuhi gizi nasional. 

Untuk mengakselerasi tanggung jawab tersebut, Perpres tentang Badan Gizi Nasional tersebut telah mendelegasikan sejumlah fungsi teknis mulai dari koordinasi hingga kontrol atas semua program pemenuhan gizi di Indonesia.

Fungsi definitif Badan Gizi Nasional yang paling strategis adalah koordinasi, perumusan, dan penetapan kebijakan teknis di bidang sistem dan tata kelola, penyediaan dan penyaluran, promosi dan kerja sama, serta pemantauan dan pengawasan pemenuhan gizi nasional. 

Sebagai lembaga baru dengan fungsi yang sangat strategis dalam pembangunan SDM Indonesia ke depan, kehadiran Badan Gizi Nasional tentu menjanjikan prospek peningkatan kualitas gizi masyarakat Indonesia yang selama ini masih cukup terkendala.

Saat ini, Badan Gizi Nasional dikepalai oleh Profesor Dadan Hindayana seorang pakar biokimia yang sudah memahami betul seluk beluk pangan berkualitas dan bergizi tinggi. Dadan Hindayana sendiri adalah sarjana Hama Penyakit Tumbuhan lulusan Institut Pertanian Bogor, yang sekarang jurusannya sudah berubah menjadi proteksi tanaman. 

Pendidikan doktoralnya sendiri adalah biokimia dengan spesifikasi pada makanan ternak. Menurut Dadan, semua pangan dan gizi itu basiknya adalah biokimia. Untuk menghasilkan nutrisi terbaik dari ternak yang kita makan, kualitas makanan ternaknya yang harus diprioritaskan.

Sebagai Kepala Badan Gizi Nasional pertama, tantangan terbesar Dadan adalah membentuk struktur organisasi tata kerja, merekrut SDM yang menggawanginya, dan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait seperti Bappenas, MenPAN-RB, Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Dalam Negeri untuk koordinasi kerja dan realisasi anggaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun