"Kenapa Bapak tidak mau menjualnya? Saya berani bayar mahal berapa pun harga yang Bapak sebut," kata Rudi setengah menantang kepada Lamber.
Lamber diam saja sambil terus menatap ke Rudi yang terlihat begitu bersemangat untuk memiliki radio tuanya. Dia hanya berharap agar Rudi mau menerima tawarannya untuk mendengarkannya saja.
"Radio ini memang bisa memperdengarkan suara-suara dari alam semesta alternatif," kata Lamber singkat sambil meninggalkan Rudi yang semakin penasaran.
"Masa? Alam semesta lain? Maksudnya manusia dari planet yang lain?" kata Rudi dengan bermacam pertanyaan.
Lamber hanya berdiri di samping radio yang sudah dinyalakan sambil memberi kode agar Rudi berhenti bertanya dan mengarahkannya ke kursi tua di dekat radio tersebut. Rudi pun bergeming. Dia segera berdiri dari kursi dan berjalan cepat ke kursi di dekat radio. Dia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mendengar sesuatu yang luar biasa ini.
Dengan hati-hati Lamber memutar tombol radio untuk mencari frekuensi yang tepat. Suara gemertak statis terdengar sebelum akhirnya radio itu mulai memutar sebuah percakapan yang terdengar sangat jelas.
"Apakah ini benar?" suara seorang pria terdengar dari radio. "Apakah kita benar-benar menemukan cara untuk berkomunikasi dengan mereka?"
"Ya, ini adalah terobosan besar," jawab suara yang lainnya. "Mereka hidup di dunia yang sangat mirip dengan kita, tapi dengan beberapa perbedaan penting."
Rudi terpaku. Suara-suara itu terdengar seperti ilmuwan yang sedang membahas penemuan besar. Dia tak bisa menahan rasa penasaran yang semakin menggelora dalam dirinya.
"Bagaimana kita bisa memastikan bahwa mereka juga bisa mendengar kita?" tanya suara pertama lagi.
"Kita telah mengirim sinyal yang dapat ditangkap oleh perangkat mereka. Jika mereka memiliki teknologi yang cukup canggih, mereka akan dapat mendengar kita seperti kita mendengar mereka sekarang."