Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Memiliki Modal Politik Paling Kuat, Akankah Anies Baswedan Menang Dengan Mudah Dalam Pilgub Jakarta? (Bagian 2)

3 Juni 2024   11:54 Diperbarui: 5 Juni 2024   19:16 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anies Baswedan dan Joko Widodo (Sumber:bisnis.com)

c. Retorika dan Kampanye

Retorika adalah seni dan ilmu berbicara secara efektif, terutama dalam meyakinkan atau mempengaruhi audiens. Dalam konteks politik, retorika adalah cara para politisi menggunakan bahasa untuk menyampaikan pesan, membangun citra, dan memengaruhi pemilih untuk mencapai tujuan politik mereka.

Retorika dalam pencitraan politik melibatkan penggunaan kata-kata, gaya bicara, dan strategi komunikasi yang dirancang untuk membentuk persepsi publik tentang seorang kandidat atau pemimpin. Retorika yang efektif disampaikan melalui pesan yang jelas untuk membangun citra kandidat dengan membingkai isu yang menguntungkan kandidat.

Sedangkan kampanye dalam konteks politik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang kandidat untuk mempengaruhi pemilih dan memenangkan pemilihan. Kampanye melibatkan berbagai upaya untuk menyebarkan pesan, visi, misi, serta program kerja calon kepada publik. Kegiatan kampanye meliputi pidato, debat, iklan media, pertemuan dengan konstituen, penggunaan media sosial, dan berbagai bentuk komunikasi lainnya.

Kampanye dan retorika merupakan dua elemen yang  saling melengkapi dan sangat erat kaitannya dalam konteks politik. Retorika adalah alat utama yang digunakan dalam kampanye untuk menyampaikan pesan dan mempengaruhi pemilih. Retorika yang efektif dapat memperkuat kampanye dalam rangka  membangun citra dengan membingkai isu yang menguntungkan kandidat.  

Dalam kampanye politik seperti yang dilakukan oleh Anies Baswedan, retorika memainkan peran kunci dalam menyampaikan visi dan misi yang membedakan dirinya dari lawan politik sekaligus membangun hubungan yang kuat dengan pemilih. Anies sendiri, dalam kampanyenya sering mengedepankan solusi-solusi alternatif untuk permasalahan Jakarta, retorika yang membedakan dirinya dengan Jokowi.

Anies kerap kali memainkan retorika tentang pembangunan berbasis keadilan sosial, partisipasi dan inklusivitas, serta kebijakan berbasis lingkungan dan keberlanjutan. Anies juga selalu mengampanyekan penolakan terhadap proyek reklamasi, program KJP Plus dan dukungan pendidikan, serta pendekatan humanis dalam penataan kota. Dengan retorika dan kampanyenya ini, Anies telah membangun citra dirinya untuk menarik pemilih yang menginginkan perubahan atau pendekatan baru dalam kepemimpinan di Jakarta.

Retorika pembangunan berbasis keadilan sosial misalnya. Anies sering kali menekankan pentingnya pembangunan yang berkeadilan sosial. Dalam berbagai pidato, Anies mengkritik proyek-proyek besar seperti reklamasi pantai yang dianggapnya tidak berpihak kepada rakyat kecil dan lebih menguntungkan pemodal besar. 

Anies selalu menggunakan pernyataan: "Pembangunan harus berpihak kepada semua lapisan masyarakat, bukan hanya kepada mereka yang punya akses dan modal besar," sebagai retorika politik sekaligus pencitraan keberpihakannya kepada warga Jakarta.

Ilustrasi proyek reklamasi Teluk Jakarta yang akan akan dihentikan oleh Anies Baswedan (Sumber: Sindonews.com)
Ilustrasi proyek reklamasi Teluk Jakarta yang akan akan dihentikan oleh Anies Baswedan (Sumber: Sindonews.com)

Taktik yang sama juga diterapkan Anies ketika mengampanyekan penolakan proyek reklamasi selama kampanya Pilgub DKI Jakarta 2017. Anies secara konsisten menunjukkan sikapnya yang menolak proyek reklamasi sebagai salah satu isu utama yang membedakannya dari kebijakan yang diakomodasi oleh pemerintahan sebelumnya, yaitu Gubernur Joko Widodo. Anies selalu menyitir pernyataan yang menjadi retorika untuk mengkritik kebijakan Joko Widodo tersebut. “Proyek reklamasi hanya menguntungkan segelintir orang dan merugikan banyak masyarakat kecil. Kita akan hentikan proyek ini demi keadilan sosial."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun