Akhirnya semua sambutan selesai dan kami pun diberi kesempatan untuk duduk di kursi dan diberi minum oleh panitia. Sesudah itu kami disuruh berkumpul lagi dalam format semula untuk difoto bersama.
Hasilnya seperti yang Kompasianer lihat pada foto artikel ini. Itu adalah satu-satunya foto kenangan saya memakai baju adat kebesaran nenek moyang kami dalam peringatan 17 Agustue di kampung saya. Posisi saya berdiri di pokok kiri paling belakang, memakai kemeja putih dengan songkok Bugis.
Konteks Pendidikan Sekarang
Baju adat sebetulnya merupakan gambaran kekayaan adat istiadat bangsa kita yang direfleksikan melalui desain pakaian yang tidak saja indah, tetapi mengandung pesan filosofis yang dalam.
Sebagai anak bangsa yang mewarisi kekayaan budaya tersebut, kita wajib melestarikan semua hasil karya nenek moyang kita yang telah menciptakan desain pakaian yang sangat beragam.
Pakaian adat adalah cerminan keragaman sosial yang menjadi ciri utama bangsa Indonesia. Sebagai bangsa yang beragam kita harus mengembangkan sikap dan perilaku yang toleran terhadap perbedaan-perbedaan yang ada di sekitar kita.
Memperkenalkan baju adat kepada anak-anak sejak dini merupakan langkah pembelajaran yang positif dalam memperkenalkan pluralisme Indonesia kepada anak-anak.
Sekolah sebagai institusi pendidikan formal merupakan tempat yang paling strategis dalam melaksanakan peran ini.
Program-program karnaval yang diperkenalkan sejak PAUD, TK, hingga SD merupakan langkah strategis untuk mengenalkan Indonesia yang majemuk kepada anak.
Dengan melihat baju adat yang berbeda-beda pikiran sudah dibuka sejak kecil tentang Indonesia yang beragam.