Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Kosakata Bahasa Indonesia dan Refleksi Asal-Usul Kemampuan Berbahasa

14 April 2024   21:21 Diperbarui: 15 April 2024   08:16 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Revolusi Kognitif 

Mari kita bayangkan kehidupan awal manusia yang dimulai sejak zaman purbakala, ratusan ribu tahun lalu. Saat di mana peradaban belum terbentuk, bahasa seperti yang kita kenal sekarang pun belum ada. Manusia masih menggunakan cara-cara berkomunikasi tanpa bahasa melainkan simbol-simbol dari bunyi atau suara yang mereka keluarkan seperti pada binatang.

Komunikasi seperti ini tujuannya juga masih terbatas, yaitu hanya mengingatkan adanya bahaya yang mengintai, atau memberi informasi tentang sumber makanan yang bisa dicari secara bersama-sama. Komunikasi dalam kelompok hanya mengatur cara untuk mencari makan atau menghindari bahaya berupa serangan dari binatang buas.

Cara-cara manusia dalam berkomunikasi mulai berkembang dengan pola yang lebih teratur terjadi sekitar 70 ribu hingga 30 ribu tahun lalu. Banyak teori yang mencoba memberi jawaban spekulatif untuk menjelaskan perubahan cara berpikir yang fenomenal ini.

Bando, dalam buku "3 Revolusi yang Mengubah Dunia" (2024) menuliskan bahwa Revolusi Kognitif merupakan salah satu revolusi yang  menandai kemunculan cara-cara baru berpikir dan berkomunikasi yang terjadi antara 70 ribu hingga 30 ribu tahun silam.

Harari, dalam Bando (2024) menuliskan teorinya tentang fenomena Revolusi Kognitif sebagai penanda lahirnya kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa pada manusia purba paling modern (Homo sapiens).

Ilustrasi Homo sapiens mengembangkan kemampuan komunikasi menggunakan bahasa (Sumber: Kompas.com)
Ilustrasi Homo sapiens mengembangkan kemampuan komunikasi menggunakan bahasa (Sumber: Kompas.com)

Menurut teori Harari (2021), fenomena Revolusi Kognitif bisa saja terjadi karena karena faktor genetikal yang terjadi pada Homo sapiens. Harari mendasarkan pendapatnya ini pada kebanyakan teori yang berargumen bahwa mutasi-mutasi genetik tanpa sengaja mengubah sambungan-sambungan di dalam otak sapiens, memungkinkan mereka berpikir dengan cara-cara yang tak pernah ada sebelumnya, dan berkomunikasi menggunakan jenis bahasa yang sepenuhnya baru.

Sapiens menciptakan gaya berkomunikasi antar mereka menggunakan bahasa untuk menyampaikan informasi, berbeda dengan gaya komunikasi yang sudah mendarah daging dari pendahulunya yang sudah digunakan berjuta-juta tahun lamanya. Bahasa menjadi cara sekaligus alat komunikasi yang revolusioner dalam pergaulan sehari-hari sapiens.

Kemampuan berkomunikasi dengan bahasa ini merupakan inovasi manusia yang didasarkan pada kesadaran tentang hakikatnya sebagai makhluk sosial sosial yang membutuhkan manusia lain untuk "bergosip" sebagai salah satu aktivitas sosial yang populer di masyarakat. Media yang paling efektif untuk menyatukan persepsi manusia ketika bergosip adalah bahasa.

Bahasa dalam Revolusi Kognitif adalah informasi yang disampaikan melalui bunyi-bunyi ujaran yang diucapkan. Manusia sudah bisa menyambungkan bunyi dan tanda dalam jumlah terbatas, untuk menghasilkan kalimat dalam jumlah tak terbatas dengan maknanya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun