Partai ini tidak mampu berinovasi atau membuat gebrakan politik yang berarti dalam rangka memperkuat ikatan dengan pemilih-pemilih loyal. Setiap gejala penurunan suara dalam pemilu tidak diikuti langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi penurunan suara di pemilu berikutnya.
Pemilu 2019 dan 2024 bisa dikatakan sebagai senjakala untuk partai yang pernah menjadi induk semua partai Islam sekarang. Pemilu 2019 menjadi sinyal bagi pemimpin PPP untuk segera membenahi partai ini agar tidak tenggelam di Pemilu 2024.
Rupanya sinyal ini tidak digubris dengan baik. Seolah para pemimpin partai sudah tidak berdaya untuk mengangkat lagi pamor partainya yang terus merosot dari waktu ke waktu.
Rekapitulasi KPU terhadap hasil Pemilu 2024 mengungkap bahwa PPP sudah tidak berdaya menghadapi dinamika politik yang terus berubah dari pemilu ke pemilu. Suara yang diperoleh PPP pada Pemilu 2024 merupakan dukungan terakhir dari sisa-sisa pemilih fanatik yang sekarang usianya semakin tua.
Pemilu 2024 menandai sebuah titik penting dalam perjalanan eksistensi PPP di DPR. Meskipun peran dan kontribusi partai ini dalam sejarah politik Indonesia tidak dapat dipungkiri, tantangan-tantangan yang dihadapi saat ini menunjukkan perlunya refleksi mendalam dan transformasi yang mendasar bagi PPP jika ingin bertahan dalam dinamika politik yang terus berubah di masa mendatang.
Depok, 23 Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H